Sebanyak 1.084 imigran Rohingya diterima warga Aceh selama dua pekan terakhir. Mereka mendarat menggunakan kapal kayu di beberapa daerah di provinsi paling ujung barat Indonesia.
- Kapolda Aceh Sebut UNHCR Kurang Responsif Tangani Permasalahan Pengungsi Rohingya
- Tiga Pengungsi Rohingya di Aceh Kabur dari Penampungan
- Kasus Penyelundupan Rohingya, Polisi Periksa Sejumlah Saksi Ahli
Baca Juga
Dalam kurun waktu 14-21 November lalu kita menerima laporan serta menangani sebanyak 1.084 pengungsi etnis Rohingya yang datang ke Aceh menggunakan perahu kayu," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkuham) Aceh, Ujo Sujoto di Banda Aceh, dikutip Kantor Berita RMOLAceh, Sabtu (25/11).
Adapun rincian imigran Rohingya yang mendarat di Aceh dalam dua pekan terakhir yaitu, 194 orang mendarat di Pidie pada 14 November; 147 mendarat di Pidie pada 19 November; 256 mendarat di Bireuen pada 19 November lalu.
Kemudian 232 Rohingya kembali tiba di Pidie pada 19 November; 36 tiba di Aceh Timur 21 November, dan 219 Rohingya mendarat di Sabang pada 21 November lalu.
Ujo Sujoto mengatakan pihaknya dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap kedatangan imigran Rohingya tersebut. Mereka diungsikan di gedung bekas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe.
“Di mana lokasi itu sudah diberi izin untuk ditempati imigran Rohingya selama tiga bulan,” kata dia.
Ujo menyebutkan bekas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe hanya menampung 511 imigran Rohinya. Sedangkan 573 masih berada di Pidie, tepatnya di Gampong Mina Raya sebanyak 341 orang dan 232 orang di Gampong Kulee.
Penanganan pengungsi Rohingya tersebut, kata Ujo, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Seperti pemerintah, kepolisian, IOM dan UNHCR.
- Dua Ekor Gajah Liar Masuki Pemukiman Warga di Aceh Barat
- Bertambah Luas, Karhutla di Aceh Barat Hanguskan 11,3 Hektare Lahan
- Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Barat Meluas Mencapai 9,6 Hektare