Gubernur Sumsel Dorong Peneliti Lestarikan Ikan Langka

Gubernur Sumsel Herman Deru (tengah) bersama pimpinan perguruan tinggi perikanan dan kelautan  Indonesia. (ist/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel Herman Deru (tengah) bersama pimpinan perguruan tinggi perikanan dan kelautan Indonesia. (ist/rmolsumsel.id)

Sejumlah spesies ikan sungai endemik di Provinsi Sumsel mulai mengalami kelangkaan. Salah satunya seperti ikan belida. 


Kondisi itu menimbulkan keprihatinan Gubernur Sumsel Herman Deru. Hal itu disampaikannya saat membuka Pertemuan Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) di Hotel Beston Palembang, Kamis (9/3). 

"Kami warga Sumsel sangat berharap pertemuan ini bisa menghasilkan rekomendasi yang baik. Terutama soal budidaya spesies ikan endemik Sumsel yang mulai langka," kata Herman Deru. 

Herman Deru menuturkan, sebagian besar warga Sumsel masih banyak yang menggantungkan pendapatan dari hasil tangkap ikan. Sehingga, kelestarian ikan di sungai, embung maupun danau dan rawa yang berada wilayah Sumsel harus terus dijaga. 

"Sumsel juga menjadi provinsi pengonsumsi ikan terbesar di Indonesia. Artinya ketersediaan ikan di perairan sangat dibutuhkan," ucapnya. 

Salah satu spesies ikan yang mengalami kelangkaan adalah ikan Belida. Ikan tersebut merupakan endemik Sumsel yang terancam punah. Hingga akhirnya pemerintah pusat mengeluarkan aturan larangan penangkapan ikan belida di Sungai. 

"Jadi saat ini, kalau ada pempek ikan belida itu KW. Sudah sangat miris, kepunahan ikan beluda. Kita berharap dalam forum ini melahirkan intelektual baru. Dan harus dibekali ilmu bukan  hanya pengembang biakan. Tetapi bagaimana mempertahankan spesies yang ada," jelasnya.

Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) merupakan pertemuan rutin yang diselenggarakan dua kali dalam setahun. Pertemuan tersebut merupakan ajang komunikasi pimpinan perguruan tinggi yang memiliki program studi perikanan dan ilmu kelautan se- Indonesia. Pertemuan 1 pada tahun 2023 diselenggarakan pada tanggal 9-10 Maret 2023 bertempat di Hotel Beston, Palembang dan embung Universitas Sriwajaya yang berlokasi di Kampus Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Selain Gubernur Sumsel, Herman Deru, pertemuan dihadiri juga Rektor Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir Anis Saggaff, Pengarah FP2TPKI/Rektor Institut Teknologi Kelautan Buton, Prof Ir La Sara, Sekretaris FP2TPKI Prof Ir Tri Winarni Agustini. Dekan Fakultas Pertanian, Prof Dr Ir A. Muslim, Dekan Fakultas MIPA, Prof Hermansyah, dan tamu undangan dari berbagai instansi terkait, antara lain Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Prov Sumatera Selatan. 

Kemudian, Kepala Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang, Deputy Chief  dan program coorcinator of SEAFDEC/IFRDMD, serta Kepala Balai Karantina Ikan dan Penjaminan Mutu Hasil Perikanan. 

Peserta yang hadir dari mulai Aceh sampai dengan Papua, berasal dari 90 perguruan tinggi dengan peserta mencapai lebih dari 100 orang. Menurut Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, tema yang diusung dalam pertemuan ini yaitu  “Penguatan Pembangunan Perikanan dan Kelautan melalui Penguatan Program Studi”. 

Pembahasan mengenai berbagai isu penting di bidang perikanan dan kelautan terutama dukungan perguruan tinggi perikanan dan kelautan terhadap kebijakan nasional untuk pembangunan perikanan dan kelautan, pemantapan kurikulum program studi untuk mendukung MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), penguatan program studi mencapai akreditasi unggul dan akreditasi internasional, penulisan buku pembangunan perikanan dan kelautan, pembentukan forum program studi, dan pembahasan Lembaga Akreditasi Mandiri Perikanan dan Ilmu Kelautan (LAM-PIK).

Pada hari kedua, akan dilakukan penebaran benih dan induk ikan dan udang lokal Sumatera Selatan di embung Unsri, sebanyak lebih dari 10.000 ekor, antara lain meliputi ikan tembakang, gabus, sepat, sepatung, palau jelawat, betutu, udang galah dan selincah.  

Embung seluas 50 ha dibangun atas bantuan PUPR pusat, yang difungsikan terutama untuk konservasi ikan lokal Sumatera Selatan, Kawasan eduwisata dan sumber cadangan air untuk keperluan kahutla dan sumber air minum di Ogan Ilir.