Greysia Polii, Antara Tragedi Kelam Olimpiade London dan Tradisi Medali Emas

Greysia Polli dan Apriyani Rahayu sukses melaju ke final/net/rmolsumsel.id
Greysia Polli dan Apriyani Rahayu sukses melaju ke final/net/rmolsumsel.id

Tim Bulutangkis Indonesia selalu menjadi pusat perhatian dunia di even internasional. Seperti halnya dalam ajang Olimpiade, kiprah kontingen Indonesia di cabor Bulutangkis selalu diatakuti lawan tak pelak dari cabor inilah merah putih selalu membuat tradisi medali emas di Olimpiade.


Berawal dari Olimpiade Barcelona 1992 yang menjadi babak baru bagi keikutsertaan Indonesia di multi even olahraga terbesar di dunia. Pada penyelenggaraan ajang empat tahunan tersebut, Indonesia mendapatkan dua medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu. Semuanya dari cabang Bulutangkis.

Meskipun sejarah kelam juga pernah mengahampiri Indonesia di Olimpiade 2012 London. Kala itu ganda putri Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari yang digadang-gadang akan meraih medali emas harus diusir wasit lantaran sang pengadil lapangan menganggap wakil Indonesia itu main mata saat berhadapan dengan Ha Jung Eun/Kim Min Jung dari Korea Selatan.

Disinyalir wakil dari kedua negara mengetahui jika pemenang pertandingan di laga tersebut akan bertemu dengan pasangan nomor satu dunia Wang Xiaoli/Yu Yang asal China, kedua pasangan Indonesia dan Korea Selatan tersebut bermain ogah-ogahan. Dua pasang pasang ganda putri Indonesia dan Korea Selatan yang bermain untuk kalah itu pun akhirnya mendapat kartu merah.

Sembilan tahun berlalu kini Greysia Polii kembali dengan Apriyani Rahayau yang menjadi mitranya hingga menembus partai puncak alias final. Di babak final, Srikandi Indonesia itu dipastikan jumpa dengan wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan yang menjadi unggulan kedua negara tirai bambu tersebut.

Ditinjau dari pertemuan keduanya, kans Greysia/Apriyani untuk meraih medali emas terbilang sangat berat. Dari sembilan pertemuan dengan wakil China tersebut, Greysia/Apriyani cuma menang tiga kali dan tumbang enam kali.

Pertemuan terakhir di BWF World Tour Final 2019, Greysia/Apriyani kalah tiga gim dengan skor 21-17, 10-21, dan 16-21. Namun, Greysia/Apriyani juga berhasil menumbangkan Qingchen/Yifan di BWF World Championship dengan skor 25-23 dan 23-21.

Kendati memiliki rekor pertemuan yang buruk, Greysia/Apriyani tak mau terlalu memikirkannya. Ia hanya ingin menikmati pertandingan menghadapi wakil China tersebut. 

“Bukan hanya saya, begitu banyak orang memikirkan itu. Tapi saya telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan di London. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian kita. Dan saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup saya. Saya hanya benar-benar pergi hari demi hari, itu hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade pada tahun 2021," kata Greysia Polii dilansir dari situs resmi BWF, Sabtu (31/7).

Pasca Olimpiade Rio 2016 memunculkan masalah lain baginya, karena pasangannya saat itu Nitya Krishinda Maheswari pensiun setelah cedera serius. Dirinya sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga, tetapi pelatihnya Eng Hian dan keluarganya meyakinkannya untuk terus bermain. Kemudian, hampir tiba-tiba, datanglah seorang rekan muda dan tangguh yang bisa memberinya kekuatan dari belakang, memungkinkan dia untuk menciptakan permainan.

“Ini merupakan perjalanan panjang bagi saya. Begitulah cara kita ingin menunggu dan bertahan. Dia bangkit entah dari mana, tiba-tiba di tahun 2017 ketika saya hendak pensiun usai Rio 2016. Pada tahun 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan menjalani operasi, tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia datang. Dan kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus berlari selama empat tahun lagi," jelasnya.

“Aku tidak muda lagi. Tapi akhirnya dia (Apriyani) bangun, lama banget aku nunggunya. Ini luar biasa. Saya kira situasi dan kondisi di lapangan benar-benar ada pada kami. Pertandingan hari ini kami hanya ingin memberikan yang terbaik. Kami sudah kalah dan menang melawan pasangan ini, jadi kami tidak ingin memikirkan itu, kami hanya ingin mempersiapkan yang terbaik. Apa lagi yang bisa saya katakan?," pungkasnya.