Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan akan mengundurkan diri pada Kamis (7/7) waktu setempat, di tengah gelombang protes yang dilakukan oleh kabinetnya sendiri.
- Mantan Perdana Menteri Pakistan Lontarkan Pernyataan Kontroversial
- Kudeta Niger, Air France Perpanjang Penangguhan Penerbangan
- Vaksinasi Mobile Menyasar Pinggiran Sungai, Kapolda Sumsel: Kami Pastikan Merata
Baca Juga
Rencana pengunduran diri Johnson dimuat oleh beberapa media, termasuk BBC.
Laporan tersebut muncul di tengah semakin besarnya tekanan terhadap Johnson dari kabinetnya sendiri. Bahkan hingga Kamis pagi, 52 menteri senior dan junior mengumumkan pengunduran diri mereka.
Aksi protes para menteri dimulai dengan pengunduran diri Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid pada Selasa (5/7). Keduanya juga mengajukan surat tidak percaya terhadap Johnson.
Sebagai pengganti menteri keuangan, Nadhim Zahawi, pada Kamis mengirim surat yang berisi tuntutan agar Johnson mundur.
Bahkan Menteri Pertahanan Ben Wallace juga menuntut Johnson untuk mundur. Namun ia menegaskan akan tetap berada di posisinya untuk menjaga keamanan nasional.
Tekanan terhadap Johnson muncul menyusul serangkaian skandal yang melibatkan dirinya dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Juni, ia hampir terguling melalui mosi tidak percaya akibat skandal Partygate. Itu ketika Johnson melanggar aturan lockdown yang ia buat sendiri dengan menggelar pesta di Downing Street.
Baru-baru ini, ia juga terlibat skandal terkait penunjukkan Chris Pincher untuk jabatan senior, meski ia memiliki cacatan pelanggaran seksual di masa lalu
Awalnya, Johnson menegaskan tidak akan mundur dan akan terus melanjutkan pekerjaannya sebagai perdana menteri.
- Arab Saudi Larang Warganya Pelesiran ke Indonesia
- Bank Pembangunan Islam Salurkan Rp111,48 Triliun untuk Proyek Syariah di Indonesia
- Kapal Perang China Hampir Tabrak USS Chung-Hoon AS di Sekitar Selat Taiwan