Penghapusan hasil seni mural yang isinya bernada kritik tidak menyurutkan semangat para seniman mural mengekspresikan kegelisahan hatinya soal kondisi bangsa aktual.
- Magelang dan Boyolali Terdampak Muntahan Awan Panas Gunung Merapi
- Rezim Assad Berhasil Digulingkan Setelah 50 Tahun Berkuasa, Ini Faktor Penyebabnya
- Waktu Tunggu Haji Calon Jemaah Asal Sumsel Jadi 21 Tahun
Baca Juga
Akun media sosial bernama Gejayan Memanggil mengadakan lomba mural se-Indonesia. Lomba diadakan mulai Senin (23/8) sampai sepekan ke depan hingga 31 Agustus mendatang.
Dalam unggahan even lomba yang diinformasikan akun bernama poster.seni disebutkan bahwa penguasa bisa menertibkan tubuh masyarakat di pandemi, tetapi tidak akan bisa menertibkan perasaan rakyat di bawah ketidak adilan.
"Tidak usah bangun karena kalian tidak sedang tidur bermimpi Indonesia ke era orde baru lagi," demikian petikan caption informasi lomba dengan judul Indonesia Memanggil para Muralist.
Secara teknis syarat lomba mural, caranya mengunggah foto karya mural di masing-masing akun medsosnya.
Kemudian peserta diharuskan mengkonfimasi melalui pesan langsung (direct message/DM) ke akun Geyajayan Memangggil. Kode lomba yang harus dicantumkan adalah "Lomba Dibungkam".
Dasar penilain juri nantinya adalah hasil karya yang berhasil dihapus oleh penguasa akan mendapatkan nilai lebih.
"Mural yang berhasil dihapus oleh rezim oligarki adalah nilai lebih bagi penilaian juri," demikian caption penutup info lomba Mural dibungkam.
Beberapa karya mural yang sebelumnya dihapus terjadi di Bangil Pasuruan. Mural dengan tulisan Dipaksa sehat di negeri yang sakit itu dihapus oleh Satpol PP karena alasan melanggar Perda.
Penghapusan mural juga terjadi di Tigaraksa, Lebak Banten. Mural berisi tulisan Tuhan Aku Lapar itu berujung pembuatnya didatangi oleh aparat kepolisian.
Mural bertuliskan 404: Not Found dengan gambar wajah seperti Jokowi di Batuceper, Tangerang, Banten juga dihapus oleh petugas.
- Beri Wadah Kebebasan Berekspresi, Polri Gelar Festival Mural Piala Kapolri 2021
- Mural Jadi Tanda Pemerintah Mulai Kehilangan Simpati Rakyat
- Aktivis Mural Muncul Sebagai Kiblat Baru Oposisi