Serangan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster yang gencar dilakukan netizen usai federasi sepak bola dunia FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, dinilai sebagai sebuah dinamika dan ujian bagi para pemimpin.
- Indonesia Naik ke Ranking 123 FIFA, Posisi Terbaik dalam 15 Tahun Terakhir
- Luar Biasa, Timnas Putri Indonesia Tembus 100 Besar Ranking FIFA
- PSSI Optimistis AFC dan FIFA Tolak Permintaan Bahrain
Baca Juga
“Itu bagian dari suatu dinamika, suatu ujian agar pemimpin-pemimpin Indonesia memang kokoh di dalam prinsip berdasarkan suatu sejarah yang benar berdasarkan keyakinan ideologi,” kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam keterangannya, Jumat (31/3).
Namun begitu, Hasto memahami reaksi kemarahan publik atas batalnya Tim U-20 Indonesia berlaga di ajang turnamen sepak bola kelas dunia tersebut. Sebab, PDIP pun turut merasakan kesedihan atas keputusan FIFA.
"Ya seluruh serangan kami baca dengan detail, kami hayati, maka kemudian Pak Ganjar mengatakan bisa memahami, kami juga sangat sedih (Indonesia gagal jadi tuan rumah), karena kami juga membaca setiap serangan-serangan itu," tutur Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menegaskan bahwa sikap sejumlah kader PDIP menyuarakan penolakan terhadap Tim Israel berlaga di Piala Dunia U-20 hanya ingin menggugah kesadaran bahwa kemanusiaan itu sangat penting.
"Kita dengan ini membuka suatu kesadaran baru bahwa kemanusiaan itu universal. Olahraga memang tidak bisa dilepaskan dari politik kemanusiaan," tandasnya.
- Indonesia Naik ke Ranking 123 FIFA, Posisi Terbaik dalam 15 Tahun Terakhir
- Cukup Lolos Grup Piala Asia U-17 2025, Indonesia Bisa Tampil di Piala Dunia
- Sri Mulyani: Moody’s Akui Ekonomi Indonesia Tetap Kuat