Kondisi keuangan PT Garuda Indonesia Tbk hingga kini terancam tidak bisa diselamatkan. Negosiasi dengan pada lender, lessor pesawat dan pemegang sukuk global juga sangat alot dilakukan. Karena itu, Komisi VI DPR RI termasuk Fraksi PDI Perjuangan mendukung opsi untuk penutupan perusahaan penerbangan plat merah tersebut.
- Masuk Tim Kampanye, Menteri Harus Cuti
- Bawaslu Perintahkan Jajaran Daerah Teliti Awasi Pencalonan Kepala Daerah
- Viral Nasi Padang Babi, DPR: Rusak Citra Masakan Padang dan Adat Budaya Minang!
Baca Juga
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDIP, Evita Nursanty mendukung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menutup Garuda Indonesia, apabila negosiasi yang dilakukan gagal.
"Kalau memang tidak bisa lagi dinegosiasikan ya tentu saja seperti kata Kementerian BUMN, opsinya tidak ada lagi kecuali ditutup," ujar Evita dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/10).
Kekinian, Evita mendengar BUMN tengah mempersiapkan maskapai penerbangan lain sebagai pengganti Garuda Indonesia. Yaitu, Pelita Air.
Opsi tersebut, menurut Evita, lebih tepat ketimbang pemerintah harus memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Garuda Indonesia. Karena dengan menyiapkan maskapai penerbangan lain sebagai langkah antisipatif jauh lebih masuk akal.
"Kami di DPR sudah tegas mengatakan tidak mungkin itu diselesaikan dengan penyertaan modal negara," tandasnya.
Wakil Menteri BUMN II, Kartiko Wirjoatmodjo, beberapa waktu lalu sudah menyampaikan kemungkinan ditutupnya Garuda Indonesia. Sebabnya, kondisi arus kas dan operasi harian maskapai tertua Indonesia ini sangat minim.
"Kalau mentok ya kita tutup. Tidak mungkin diberikan penyertaan modal negara, karena nilai utangnya terlalu besar," pungkasnya.
- Garuda Indonesia Layani Pengiriman Ekspor Minyak Nilam Aceh ke Paris
- Cita Rasa Palembang Mengudara: Produk UMKM Lokal Hadir di Penerbangan Garuda Indonesia
- Anggota DPR Desak Pemeliharaan Alat Keamanan di Lapas