Beberapa kampus di Sumatera Selatan diketahui memiliki “mahasiswa abadi” atau mahasiswa yang tidak lulus-lulus hingga jelang batas maksimum perkuliahannya.
- Nurul Ghufron Didukung Siaga 98 Ikuti Seleksi Calon Hakim Agung
- Pelantikan Anggota DPRD Sumsel 2024: Jadwal Disesuaikan oleh Pemerintah Daerah
- Kampanye Prabowo, Polres Musi Rawas Lakukan Rekayasa Lalu Lintas Antisipasi Kemacetan
Baca Juga
Ketua DPRD Sumatera Selatan, RA Anita Noeringhati merasa prihatin dengan adanya fenomena “mahasiswa abadi” tersebut. Tak hanya di kampus swasta, bahkan “mahasiswa abadi” juga ada di kampus negeri seperti Universitas Sriwijaya (Unsri).
“Unsri dan perguruan tinggi lainnya kita hanya sifatnya koordinatif, karena bukan menjadi mitra. Jadi kita hanya sifatnya koordinasi. Ada apa sih sebenarnya fenomena mahasiswa abadi ini,” ujar Anita, Minggu (15/5).
Politisi Partai Golkar ini mempertanyakan alasan para mahasiswa tersebut betah bertahun-tahun di kampus hingga terancam DO.
“Ada apa ini sebenarnya? Apakah mereka saking asyiknya menjadi aktivis atau saking asyiknya berorganisasi atau apa,” tanya Anita.
Menurut Anita, kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Apalagi kalau ujungnya mahasiswa tersebut drop out (DO) karena melebihi batas waktu perkuliahan.
Anita pun memintan manajemen kampus untuk mengevaluasi sistem perkuliahannya untuk menekan jumlah “mahasiswa abadi”.
- Antara Anita dan Popo Ali di Pilgub Sumsel, Ini kata Airlangga Hartarto
- DPRD Dorong Pemprov Sumsel Bagikan Suplemen Kesehatan ke Penyelenggara Pemilu
- Datangi Ditjen Bina Keuda Kemendagri, Ini Bahasan Ketua DPRD Sumsel