Musibah baru-baru ini yang terjadi di Sungai Aare di wilayah Bern, Swiss yang dialami putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menyita perhatian dunia.
- Hindari Kerumunan, Prosesi Pemakaman Eril Hanya untuk Kalangan Terbatas
- Polisi Kawal Kedatangan Jenazah Eril hingga ke Pemakaman
- Ridwan Kamil: Saya Bersaksi Jasad Eril Wangi Seperti Daun Eucalyptus
Baca Juga
Emmeril Kahn Mumtadz (23 tahun) terseret arus saat berenang di sungai Aare yang terkenal indah pada Kamis siang (26/5). Hingga saat ini, Eril -panggilan akrabnya- belum ditemukan. kejadia ini menimbulkan tanda tanya sejauh mana keamanan sungai itu.
Petugas gabungan di Bern, Swiss, masih terus melakukan pencarian putra dari kang Emil.
Meski kecelakaan tenggelam sangat minim terjadi di Swiss, namun insiden yang terjadi di Sungai Aare bukan yang pertama kali.
Thelocal melaporkan, seorang warga negara Swiss (29 tahun) dan seorang warga Spanyol (34 tahun) yang sedang berwisata, jatuh dari perahu karet setelah menabrak tiang jembatan kayu. Keduanya tenggelam beberapa jam lamanya sampai kemudian berhasil ditemukan oleh tim penyelamat, seperti dikutip dari thelocal.
Dari beberapa kecelakaan tenggelam, sebagian besar korban adalah turis asing dan anak-anak muda. Bagi yang ingin berenang, sebaiknya mengenal betul kondisi sungai setempat, seperti dijelaskan Kantor Polisi Bern (Poltabes Bern).
Sungai Aare yang berada di Ibukota Swiss, Bern memang telah dikenal sebagai surga berenang di pusat kota. Tak heran, jika tradisi berenang di Bern merupakan salah satu warisan budaya takbenda Swiss yang diakui oleh UNESCO.
Sejak 2017, berenang di sungai Aare telah masuk dalam daftar tradisi hidup UNESCO. Daftar tersebut mencerminkan keragaman budaya Swiss dan telah secara aktif dipertahankan dan diperluas sejak 2012.
Di musim panas, seperti dilansir situs resmi Kota Bern, ratusan warga Bern akan melakukan perjalanan di sepanjang tepi sungai Aare untuk melompat ke sungai terpanjang di Swiss tersebut. Itulah sebabnya berenang di sungai Aare adalah bagian tak terpisahkan dari tradisi musim panas di sana.
Mereka akan menyusuri sungai yang merupakan ke Situs Warisan Dunia ini sambil menikmati pemandangan Gedung Parlemen di sepanjang jalan. Kolam renang terbuka yang paling terkenal adalah Marzili (1782) Eichholz, dan Lorrainebad (1892) yang terletak di pusat kota.
Dikutip Lebendige Traditionen, tempat ini menyediakan area rekreasi penting bagi penduduk kota dan berkontribusi pada kualitas hidup yang tinggi di Bern.
Di sini orang-orang bertemu teman-teman mereka, berganti pakaian renang dan berjalan ke hulu di sepanjang jalan setapak di tepi sungai; dari Lorrainebad menuju Altenbergsteg, dan dari Marzili menuju Schönausteg.
Setelah berjalan cukup jauh, Anda dapat melompat ke sungai dan menghanyutkan diri perlahan ke hilir. Jika Anda meletakkan kepala di bawah air, Anda akan mendengar musik Aare yang dihasilkan oleh kerikil yang ditarik oleh arus di dasar sungai.
Faktor penentu tradisi berenang di sungai Aare adalah karena kemurnian airnya yang luar biasa menurut standar global. Sementara Aare digunakan sebagai penghalang pertahanan, reservoir air, sumber makanan dan rute transportasi, kini sungai tersebut merupakan landmark alam Bern.
Berenang di sungai Bern memang membuat ketagihan. Selama 25 tahun, perenang tangguh telah berpartisipasi dalam kompetisi renang 'Zibeleschwümme' sepanjang 350 meter yang diadakan di akhir musim gugur.
Meski begitu, situs Bern menyebut berenang di sungai Aare disarankan hanya untuk perenang berpengalaman. Ini dikarenakan sungai tersebut cukup berbahaya dan hanya cocok untuk perenang yang percaya diri.
Sebagian besar anak-anak Bern melompat ke Aare untuk pertama kalinya bersama orang tua mereka. Ini adalah pengalaman yang ditunggu-tunggu. Nantinya, mereka akan mewariskan tradisi tersebut kepada anak-anaknya.
- Klarifikasi Isu Perselingkuhan, Ridwan Kamil: Ini Fitnah Keji
- DPR: Penyegelan Bangunan Ilegal di Puncak Langkah Berani
- Bareskrim Selidiki Dugaan 201 Sertifikat Pagar Laut Palsu di Bekasi