Pemerintah Thailand telah melangkah lebih jauh dalam upaya untuk mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan dengan memperluas program insentif kendaraan listrik. Langkah ini diambil dengan memperkenalkan pengurangan pajak bagi pengguna truk dan bus listrik, sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi polusi udara dan mendukung transisi menuju energi bersih.
- Prabowo Berduka atas Gempa Dahsyat di Myanmar dan Thailand, Tawarkan Bantuan Pemulihan
- Marc Marquez Kokoh di Puncak Klasemen MotoGP 2025 Usai Dominasi di Thailand
- Thailand Bangun Kereta Cepat ke China, Ditargetkan Rampung 2030
Baca Juga
"Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional Thailand telah menyetujui pengurangan pajak khusus bagi pengguna bisnis yang beralih dari truk dan bus yang menggunakan bahan bakar fosil ke kendaraan listrik," ungkap Perdana Menteri Srettha Thavisin pada Rabu (21/2).
Program tersebut memungkinkan perusahaan untuk memotong pajak dua kali lipat dari harga sebenarnya truk dan bus listrik yang dibuat di dalam negeri. Sedangkan perusahaan yang mengimpor kendaraan dapat mengurangi 1,5 kali lipat harga sebenarnya.
Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand, Narit Therdsteerasukdi, menyatakan bahwa langkah ini akan berlaku hingga akhir tahun 2025. "Pemerintah sekarang mendukung semua jenis kendaraan listrik, termasuk mobil penumpang, truk, dan bus," ujarnya, Kamis (22/2/2024) seperti dikutip dari Nikkei.
Menurut Narit, kebijakan ini akan membantu meningkatkan penggunaan truk dan bus kendaraan listrik secara signifikan, mengurangi polusi dari sektor transportasi, dan mendukung langkah perusahaan menuju target net-zero mereka.
Program insentif ini mencakup berbagai jenis kendaraan untuk penggunaan komersial, termasuk truk kontainer, truk cairan, truk bahan berbahaya, truk khusus, truk derek, serta bus listrik.
Selain pengurangan pajak, pemerintah Thailand juga menyetujui pemberian hibah tunai kepada produsen sel baterai, yang diambil dari Dana Peningkatan Daya Saing negara tersebut. "Jumlahnya tergantung pada seberapa besar investasinya, teknologi apa yang akan diadopsi," kata Narit.
Program dukungan untuk kendaraan listrik ini telah memperlihatkan hasil yang signifikan sejak dimulai pada tahun 2022. Data dari Dewan Investasi menunjukkan bahwa langkah tersebut telah meningkatkan permintaan dan menarik investasi senilai 77 miliar baht (33,6 triliun rupiah) dari 14 produsen dan importir kendaraan listrik.
- Prabowo Berduka atas Gempa Dahsyat di Myanmar dan Thailand, Tawarkan Bantuan Pemulihan
- Marc Marquez Kokoh di Puncak Klasemen MotoGP 2025 Usai Dominasi di Thailand
- Hashim Sebut Program JETP Gagal, Indonesia Harus Mandiri dalam Transisi Energi