Duet Mawardi-Anita Menguat, Instruksi Pusat atau Imbas dari Lepasnya Dukungan Demokrat?

Duet Mawardi Yahya-Harnojoyo. (ist/rmolsumsel.id)
Duet Mawardi Yahya-Harnojoyo. (ist/rmolsumsel.id)

Harapan Mawardi Yahya untuk mendapat dukungan dari Partai Demokrat di Pilgub Sumsel dengan menggandeng Harnojoyo sepertinya pupus. 


Pasalnya, Ketua DPD Partai Demokrat Sumsel, Cik Ujang mengklaim telah telah mendapat restu dari DPP untuk menjadi pendamping Herman Deru di Pilgub Sumsel. 

Kondisi itu menimbulkan spekulasi jika Mawardi tengah mencari pengganti mantan Wali Kota Palembang untuk diajak berpasangan.

Salah satu yang masuk radar yakni Ketua Harian DPD Sumsel RA Anita Noeringhati. Anita sendiri menjadi kandidat Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Sumsel dari Partai Golkar setelah mendapat undangan dari Ketua Umum, Airlangga Hartarto pada 6 April 2024 lalu. 

Namanya bersanding dengan Ketua DPD I Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi. Sehingga, jika nantinya menggandeng Anita, Mawardi berpeluang untuk diusung oleh Partai Golkar. 

Bahkan duet keduanya sudah memiliki singkatan Matahati (Mawardi Yahya-Anita Noeringhati). Hanya saja, isu keduanya berpasangan belum begitu menguat. Apalagi, Mawardi Yahya secara personal belum melakukan pendekatan langsung dengan pengurus DPD I Partai Golkar Sumsel. 

"Sejauh ini yang datang langsung ke Partai Golkar baru Pak Heri Amalindo. Calon gubernur lainnya sudah ada yang silaturahmi ke Golkar, tapi diwakili. Seperti media ketahui sendiri Alferenzi Panggarbesi mewakili pak Herman Deru, dan pak Edward Jaya mewakili pak Mawardi Yahya," kata Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel, Andie Dinialdie, Kamis (10/5).

Dia mengatakan, sosok Anita sendiri merupakan kader yang mendapat penugasan dari DPP Golkar sebagai Bacagub Sumsel.  "Pastinya Golkar Sumsel sudah mengusulkan nama kader- kader yang potensial, selain Bobby Adhityo Rizaldi, RA Anita Noeringhati. Lalu ada nama Popo Ali ( Bupati OKU Selatan) dan Ratna Mahmud (Bupati Mura), ataupun kader pengurus provinsi yang punya potensi diusulkan semua," bebernya.

Terkait kepastian calon yang diusung, Andie menegaskan saat ini Golkar Sumsel masih dalam tahapan evaluasi dan survei calon kepala daerah. Meski mengusung kadernya untuk maju, Andie mengatakan tidak menutup kemungkinan jika Partai Golkar kedepannya akan mengusung sosok di luar kader. 

"Golkar Sumsel juga terbuka untuk calon- calon lain yang di luar kader," ucapnya. 

Sebelumnya, Bacagub Sumsel, Mawardi Yahya memberikan kesempatan kepada pasangannya, Harnojoyo untuk mendapatkan dukungan dari Partai Demokrat ataupun partai politiknya sebagai calon yang diusung. 

Bahkan, Mawardi juga menegaskan akan mencari pendamping lain apabila Harnojoyo tidak mendapat dukungan dari partai politik. Hal itu ditegaskan Mawardi Yahya untuk menjawab isu keretakan duetnya bersama Harnojoyo.

"Sebenarnya tidak bubar. Kita lihat saja nanti dan kita serahkan kepada Harnojoyo. Beliau boleh membawa partai lain, itu kalau bisa. Namun, jika tidak bisa ya mau tidak mau, kita cari yang lain," kata Mawardi saat menghadiri acara halal bi halal keluarga besar Kota Negara Akor, Kamis (9/5).

Di sisi lain, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrat Sarjan Tahir telah menjawab polemik yang terjadi di tubuh partai jelang Pilgub Sumsel. 

Menurutnya hal ini seharusnya dipandang secara positif, bahwa dengan banyaknya kader Demokrat maju dalam Pilgub Sumsel memberi nilai positif bagi partai berlambang mercy itu. 

"Justru inilah nilai positif bagi Demokrat, artinya memang partai ini seksi dengan banyaknya kader yang maju dalam kontestasi," kata Sarjan dihubungi RMOLSumsel, Jum'at (10/5).

Sehingga menurutnya tidak perlu ada narasi perpecahan di tubuh partai, karena nantinya semua masih punya kesempatan jika melihat mekanisme yang dimiliki oleh partai. 

"Nanti (kader yang maju) akan dinilai dan dibawa dalam rapat dewan pertimbangan bersama majelis tinggi partai sebelum direkomendasikan," jelasnya.

Politik yang dinamis menurut Sarjan, membuat kader Demokrat Sumsel cukup diminati oleh masyarakat untuk maju di Pilgub Sumsel.