Carut marut proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2023 di sejumlah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten OKU, sudah tidak terbendung lagi.
- Ombudsman RI Ungkap Dugaan Kecurangan PPDB Jalur Prestasi di Sumsel
- Ketua Komisi IV DPRD Palembang Sambut Baik SPMB, Lebih Terbuka dan Permudah Orang Tua
- DPRD Sumsel Minta PPDB di Palembang Dievaluasi
Baca Juga
Berbagai isu miring berkaitan dengan transparansi PPDB menjadi pergunjingan liar di tengah masyarakat. Mulai dari adanya dugaan titip menitip calon siswa sampai jual beli kursi dan lain sebagainya.
Seperti penerapan sistem Tes Potensi Akademik (TPA) di SMAN 1 dan 5 OKU serta SMAN lainnya. Permasalahan ini mendapat perhatian serius dari kalangan aktivis salah satunya Corporation Anti Corruption Agency (CACA) Sumatera Selatan (Sumsel).
Ketua CACA Sumsel, Reza Pahlevi, mempertanyakan apa yang menjadi dasar pihak sekolah menerapkan sistem tes tersebut.
“Sebab, dalam Pasal 12 ayat 2 Permendikbud No 1 Tahun 2021, tidak dikenal yang namanya jalur tes. Yang ada hanya melalui empat jalur,yakni jalur afirmasi, zonasi, perpindahan kerja orang tua atau wali dan jalur prestasi,” jelasnya dikonfirmasi awak media, Rabu (24/5).
Bahkan, kata dia, pihaknya besok (Kamis 25 Mei 2023), sekitar pukul 10.00 WIB, akan menyuarakan permasalahan tersebut melalui aksi ke Kantor Kejati Sumsel.
“Ada beberapa tuntutan yang nanti akan kami sampaikan di sana. Terutama yang berkaitan dengan PPDB di SMAN 1 dan SMAN 5 OKU. Kami meminta Kejati Sumsel memeriksa dan memproses Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 dan SMAN 5 OKU," tegasnya melalui sambungan seluler.
Menurut Reza, aksi ini sengaja dilakukan agar PPDB di OKU dapat berjalan efektif, sehingga tidak ada kecurangan dalam prosesnya.
“Secara garis besar itulah isu yang akan kita angkat besok. Kita juga sudah menyampaikan melalui surat pemberitahuan ke Polrestabes Palembang, perihal rencana aksi ini," pungkasnya.
Sementara itu, kedua Kepsek yang dimaksud yakni SMAN 1 dan 5 OKU, secara bersamaan sedang tidak berada di sekolahnya karena sedang mengikuti seminar di Kota Palembang.
“Bapak tidak ada, beliau seminar ke Palembang. Tidak tahu berapa lama, karena dia tidak bilang sama kami,” jawab ketus seorang wanita sembari bermain handphone di ruang tamu SMAN 1 OKU saat ditemui beberapa awak media.
Ketika ditanya siapa selain Kepsek yang bisa dimintai statement mengenai proses PPDB di SMAN 1 OKU? Orang-orang yang sedang duduk di ruangan itu tidak dapat merekomendasikan siapapun.
“Nah, kami tidak tahu. Wakil Kepala Sekolah tadi ada, tapi dia sekarang sedang mengajar,” ucap ibu paruh baya berhijab di ruangan yang sama.
Anehnya, hal serupa juga terjadi di SMAN 5 OKU. Bahkan, tidak satu pun guru yang bisa memberikan penjelasan tentang mekanisme PPDB di sekolah itu.
“Maaf pak. Bapak (Kepsek) tidak ada, beliau kemarin ke Palembang. Katanya ikut seminar, belum tahu kapan pulangnya,” kata dua guru piket di sekolah itu.
Dirinya membenarkan jika pelaksanaan PPDB sudah selesai. Namun, dia tidak bisa menjelaskan secara rinci mekanisme PPDB di sekolah tempatnya mengajar.
“Iya, PPDB sudah selesai. Tapi untuk secara detailnya saya kurang paham, karena saya bukan panitianya,” ujarnya.
Pantauan di lapangan pasca PPDB, tampak suasana proses belajar mengajar di SMAN 1 dan SMAN 5 OKU tetap berjalan seperti biasa.
Namun, terlihat ada beberapa warga datang sambil membawa map untuk mengurus anak mereka agar diterima di sekolah tersebut.
“Mau ngurus anak sekolah pak. Sudah ikut tes PPDB tapi tidak lulus. Anak saya Cuma mau sekolah di SMA Negeri 1 atau SMAN 5, tidak mau ke sekolah lain,” kata seorang pria yang enggan menyebutkan namanya.
- Ombudsman RI Ungkap Dugaan Kecurangan PPDB Jalur Prestasi di Sumsel
- Ketua Komisi IV DPRD Palembang Sambut Baik SPMB, Lebih Terbuka dan Permudah Orang Tua
- DPRD Sumsel Minta PPDB di Palembang Dievaluasi