Penggrebekan sebuah desa yang dianggap sebagai kampung narkoba di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) oleh polisi dan Brimob bersenjata lengkap, pada Sabtu (12/6) lalu, direspon positif, anggota DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) dari daerah pemilihan Dapil Sumsel VIII (Mura, Muratara, Lubuk Linggau) Hasbi Asadiki.
- Muratara Dapat Bantuan Pembangunan Tiga Sekolah Unggulan dari Program Asta Cita Presiden Prabowo
- Kabag Kesra Muratara Ingatkan Peserta STQH Provinsi Jaga Kesehatan dan Nama Baik Daerah
- Tiga Kali Beraksi, Spesialis Bongkar Rumah di Muratara Akhirnya Tertangkap
Baca Juga
"Kita berikan apresiasi yang tinggi, kepada kapolda Sumsel setelah menindaklanjuti hasil pertemuan kita di Dapil dengan direktur narkoba, bahwa di Muratara itu sudah sangat prihatin terkait maraknya narkoba. Yang jelas dalam penangkapan maupun penggerbekan narkoba itu, masyarakat berterima kasih," kata Hasbi Asadiki ketika ditemui di DPRD Sumsel, Selasa (15/6).
Politisi partai Golkar ini berharap, tindakan tegas aparat ini bisa menjadi efek jera kepada bandar, pengguna, maupun yang backingi narkoba selama ini.
"Kita berharap, tidak ada tempat lagi band ar atau yang backingi bandar narkoba di Sumsel khususnya di Muratara.Kita juga berharap juga kepada pak Kapolda Sumsel bukan bandarnya saja yang ditindak, tapi yang backingi selama ini yang dilakukan oknum aparat untuk ditindak tegas juga, karena diyakini peredaran ini karena ada oknum yang backingi," katanya.
Selain itu, kedepan hal serupa seperti ini (penggrebekan) seperti kampung narkoba di Muratara harus dilakukan terus untuk shock terapi baik bagi bandar, pengedar maupun pengguna, maupun kurir dan sebagainya, karena ini saling keterkaitan antara penyuplai, pengguna dan pengaman dan ini harus ditangkap. Apalagi Kapolda sudah menyatakan siap menyikapinya dan tidak mengasih ampun dan kita mendukung itu," katanya.
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Muratara berdasarkan laporan masyarakat pasca penggrebekan itu, kondisi saat ini sudah kondusif dan masyarakat bersyukur.
Mengingat dahulu ditempat itu, warga tidak boleh menggelar azan di masjid di daerah itu, karena pathner narkoba itu judi, perzinaan dan sebagainya.
"Sekarang masyarakat bersyukur kepada Kapolda dan jajarannya, meski ditempat lain masih juga ada seperti di Muara Rupit, Rawas Ilir dan sebagainya. Saya rasa, setiap Kecamatan pasti ada bandarnya," kata Hasbi.
Menurutnya tindakan tegas ini juga haruslah didukung sikap yang sama dari Pemda setempat, untuk tidak memberikan ruang kepada pengedar, pengguna atau penyalahgunaan narkoba terulang di Muratara.
“Kita berharap juga Pemda setempat untuk diberikan kesempatan kades, kecamatan untuk menyampaikan bahwa bandar narkoba harus ditindak tegas tanpa pandang buku.Jika ada aparat pemerintah yang terlibat, Bupati juga harus keras jangan pandang buluh, agar ada efek jera," katanya.
Sebelumnya diberitakan, polisi dan Brimob bersenjata lengkap menggerebek kampung narkoba di Desa Surulangun, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara, Sabtu (12/6) , sekira pukul 05.00, dari penggrebekan itu ada 18 orang yang diamankan.
- Fachri Albar Belum Jujur ke Penyidik soal Empat Jenis Narkoba Miliknya
- Jaringan Pengedar Ganja Pagar Alam Selatan Terbongkar, Satu Pelaku Diamankan
- Presiden Prabowo Tanam Padi Serentak di Sumsel, Dorong Swasembada hingga Jadi Lumbung Pangan Dunia