Dosen Polsri Peraih Inovator Award, Punya Inovasi Tentang Pakan Ternak Digital 

Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), Riana Mayasari (29). Mendapatkan penghargaan kategori One Day One Inovation/ist
Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), Riana Mayasari (29). Mendapatkan penghargaan kategori One Day One Inovation/ist

Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), Riana Mayasari (29). Mendapatkan penghargaan kategori One Day One Inovation terfavorit 2 dengan membawa nama Politeknik Negeri Sriwijaya (polsri). Inovasi dengan judul Untung Tanam Sayur atau Bawang ini membawa konsep agribisnis. Bagaimana nantinya petani bisa menanam komoditi utama yang untungnya cukup lumayan dibandingkan sayuran.


Riana melakukan riset dan inovasi selama enam bulan pada tahun 2019 lalu, kepada petani sayur kelompok tani Harapan Jaya yang ada di Talang Keramat tepatnya di Sukodadi.

"Terkait dengan pertanian, bagaimana kita mengelola lahan pertanian yang kemungkinan tidak ideal dalam menanam bawang, lalu kita olah sehingga bisa ditanami bawang. Intinya revitalisasi lahan lebih tepatnya," katanya.

Teknik khusus dan strategi juga digunakan. Dan ditekankan juga kepada para petani untuk bisa menerapkan hal serupa. "Karena kebanyakan kemarin saya riset disana untuk pH tanah saja tidak ideal dalam penanaman bawang. Itulah sebabnya saya dan tim juga harus mengolah kontur tanah dan meningkatkan pH sehingga bisa ditanami bawang sebagai komoditi utama sayuran," katanya.

Riana mengatakan petani yang menanam sayur pernah merugi, sebab pernah menanam bawang namun dengan kondisi tanah yang tak cocok dengan tanaman tersebut karena kondisi ph tanah yang tak sesuai.

"Kita waktu itu pernah tanya sama mereka, apakah mereka pernah menanam bawang. Mereka bilang pernah, tapi rugi karena kontur tanah tidak sesuai. Akhirnya mereka tidak memanen apa-apa. Tapi sejak kami bina, mereka sudah bisa menanam bawang," ujarnya.

Dengan mengusung tema Agribisnis, Riana yang memiliki basic di dunia ekonomi ini mencoba menstimulus para petani untuk peningkatan ekonomi dengan inovasi yang ia buat dengan tim nya.

"Dengan riset ini kita harapkan ekonomi petani itu naik. Kita juga buatkan infrastruktur website untuk Kelompok Tani Harapan Jaya untuk penjualan secara online. Kita buatkan agar para petani juga bisa menjual atau memasarkan hasil taninya lebih luas lagi," tuturnya.

Ia bercerita awalnya dibuka atau diresmikan oleh Gubernur Sumsel pada tahun 2020 untuk Siswa, Mahasiswa, Dosen, Masyarakat Umum untuk mengumpulkan inovasi-inovasi yang telah dilakukan.

"Riset saya lakukan di 2019, kemudian saya ajukan di tahun 2020. Waktu itu kebetulan saya diundang untuk memaparkan inovasi saya. Namun baru dapat nominasi di tahun 2021 ini dan Alhamdulillah pada tahun ini ternyata inovasi saya dapat favorit ke dua," katanya

Riana Mayasari meraih pengharagaan ajang Inovator Award/ist

.

Selain inovasi yang dimenangkannya pada ajang Award Inovator, Riana juga sedang membuat inovasi terbarunya yaitu Urban Farming. Melakukan cocok tanam berbasiskan teknologi internet.

"Namun untuk riset ini yang kami stimulus bukan petani, melainkan peternak ikan. Sekarang kami buat lebih mudah, dimana mereka bisa melakukan proses pemberian makan ikan dengan menggunakan handphone saja. Nah itu tahapnya sudah 90 persen. Tinggal pencangkokan aplikasi ke android dan IOS," jelasnya.

Teknologi tepat guna yang telah dipatenkan ini diharapkan dan memudahkan peternak dalam memberikan makan ikan-ikannya tinggal dalam satu genggaman.

"Kadang kan peternak ikan ini sudah males atau lupa memberikan makan malam pada ikan. Padahal makan malam ini bagus untuk tumbuh kembang ikan. Nah makanya kita buat inovasi ini untuk memudahkan dalam pemberian makan. Saat ini kita sedang setting codding supaya bisa cepat dipakai" katanya.

Berbagai inovasi Riana coba, sebab fokusnya bukan hanya mengajar saja melainkan juga riset. Riana juga sering menemani mahasiswanya untuk lomba inovasi. Ia juga berpesan kepada anak muda supaya bisa tetap melakukan inovasi.

"Saya kadang suka bertanya sama mahasiswa saya tentang inovasi apa yang akan mereka lakukan. Tapi tak jarang ada mahasiswa yang minder dengan inovasi yang ia jalankan. Saya terus memotivasi mereka, karena sebenernya mereka bukan tidak mau berinovasi namun mereka suka stuck di tengah jalan. Tugas saya adalah menstimulus mereka supaya mereka bisa paham dan bersemangat untuk melakukan inovasi-inovasi.

Pesan saya sebenarnya sedikit sih, karena kita adalah tugasnya pendidik, saya mau mahasiswa saya tetap kritis melakukan inovasi. Jangan takut untuk gagal. Karena gagal juga bagian daripada pembelajaran. Saya juga sering gagal. Tapi saya tidak putus semangat," pesannya.

Riana berharap dalam melakukan inovasi jangan takut untuk gagal. Karena semua impian, capaian dan juga prestasi berawal dari ide, gagasan dan inovasi.

"Tidak ada ketercapaian yang selalu mulus. Pasti ada gagalnya. Namun bagaimana kita tidak menjadikan kegagalan itu untuk berhenti berinovasi. Jadikan gagal itu cambukan untuk kedepannya supaya bisa lebih baik lagi," pungkasnya.