Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat terjadi kenaikan distribusi di Bulan April dari semula 4.640 ton perhari kini menjadi 5.424 ton perhari.
- Menteri Perindustrian Paparkan Peluang Kerjasama Industri ke Presiden Jerman
- Permintaan Laptop di Indonesia Capai Tiga Juta Unit Pertahun
- Menperin Wajibkan Produsen Minyak Goreng Sediakan Produk Curah
Baca Juga
Data tersebut merupakan hasil rekapitulasi penggunaan teknologi informasi yang dinamakan Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH).
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya mencatat sebanyak 75 industri Minyak Goreng Sawit (MGS) terlibat dalam program pemerintah untuk menyediakan dan mendistribusikan Minyak Goreng Curah bersubsidi bagi masyarakat serta pelaku usaha mikro dan kecil.
"Mereka tersebut telah mendapat nomor registrasi dan berkontrak dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Jadi mereka wajib memproduksi dan mendistribusikan MGC," katanya.
Dari 75 perusahaan tersebut, 55 diantaranya telah memulai produksi dengan jumlah yang bervariasi, sementara 20 perusahaan lainnya belum sama sekali. Dalam upaya pengelolaan dan pengawasan produksi serta distribusi MGC, Kemenperin menginisiasi penggunaan teknologi informasi yang dinamakan Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (SIMIRAH).
“Tujuannya agar mempermudah pelaku industri sekaligus untuk menjaga transparansi dan akutabilitas kepada masyarakat sehingga tercipta good governance,” ujarnya.
Dari rekapitulasi SIMIRAH per tanggal 7 April 2022 Pukul 17.00 WIB menyatakan bahwa pada Maret 2022, total MGC bersubsidi yang telah disalurkan oleh perusahaan peserta program sebesar 63.916 ton selama 14 hari, atau rata-rata distribusi mencapai 4.640 ton perhari. Dengan total kebutuhan nasional mencapai 78.294 ton per 14 hari, maka realisasi distribusi secara nasional telah menyentuh angka 81,6 persen.
Data juga menunjukkan kinerja distribusi naik di bulan April menjadi 5.424 ton perhari. Ini artinya telah terjadi kenaikan penyaluran MGC sebesar rata-rata 800 ton perhari, atau meningkat 16 persen bila dibanding penyaluran bulan Maret.
"Industri harus berkomitmen dalam menyanggupi untuk produksi, sedangkan distributor dan pengecer melakukan proses distribusi MGC bersubsidi ini. Berdasarkan data SIMIRAH per 8 April pukul 12.30 WIB, telah terdaftar 300 distributor, 919 sub-distributor dan 4686 pengecer,” paparnya.
Saat ini, pihaknya bersama Polri juga telah sepakat membentuk satgas gabungan untuk memperkuat pengawasan di setiap lini, baik di level produksi, distribusi, maupun di pasar. Dalam upaya pengawasan melekat ini, penggunaan SIMIRAH akan dioptimalkan untuk memetakan pola distribusi hingga ke level pengecer, sehingga membantu dalam proses pemantauan dan pengawasan oleh aparatur di lapangan.
Ini adalah upaya untuk menegakkan aturan-aturan terkait penyediaan MGC. Bila dalam pengawasan masih ditemukan pelanggaran, Kemenperin tidak akan segan menerapkan sanksi sesuai dengan Permenperin 8/2022. Sanksi yang disiapkan untuk pelaku usaha produsen minyak goreng sawit yang tidak menindaklanjuti peringatan berupa teguran tertulis, denda, hingga pembekuan izin berusaha.
"Demikian juga bagi perusahaan produsen, distributor dan pengecer akan diberikan sanksi apabila melanggar ketentuan yaitu menyalurkan Minyak Goreng Curah Bersubsidi untuk repacker, industri menengah dan besar, serta ekspor," pungkasnya.
- Kemenperin Pacu Kinerja Industri Otomotif, Rebut Pasar Ekspor
- Minyak Goreng Kemasan Subsidi Pemerintah Langka, Warga Beralih ke Minyak Goreng Curah
- Investasi Perusahaan Otomotif Jepang di Indonesia Tembus Rp116 Triliun