Taiwan mengutuk pihak penyelenggara Piala Dunia yang saat ini dipegang oleh Qatar karena telah menyebut Taiwan sebagai Provinsi China.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- China Resmi Balas Tarif Impor 34 Persen untuk Semua Barang dari AS
Baca Juga
Lewat pernyataannya pada Rabu (15/6), Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan Qatar telah mempolitisasi Piala Dunia, dan mendesak agar faktor politik tidak dicampuraduk dengan acara olahraga.
Kecaman itu muncul lantaran tidak ada nama Taiwan dalam sistem aplikasi untuk mengajukan permohonan kartu Hayya. Itu adalah kartu yang digunakan untuk mengidentifikasi penggemar, sekaligus sebagai visa masuk ke Qatar.
Pada Selasa (14/6), pejabat Qatar menyebut orang Taiwan yang mendaftar masuk sebagai berasal dari China pada kartu tersebut.
Kemudian sistem aplikasi mencantumkan "Taiwan, Provinsi China". Meski mencantumkan bendera Taiwan, namun hal tersebut tetap memicu kecaman.
Jurubicara Kemlu Taiwan Joanne Ou mendesak penyelenggara untuk segera mengoreksi kesalahan tersebut.
“Kemlu kembali mengimbau penyelenggara Piala Dunia untuk tidak membiarkan faktor politik yang tidak pantas mengganggu kegiatan olahraga sederhana dan menodai tempat olahraga yang menghargai kompetisi yang adil dan menekankan semangat para atlet,” tambahnya, seperti dikutip Reuters.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Di situs dan dokumen resminya, China seringkali menggunakan istilah "Taiwan, Provinsi China" atau "Taiwan, China".
Di acara olahraga internasional seperti Olimpiade, Taiwan kerap disebut sebagai "China Taipei" untuk menghindari masalah politik dengan Beijing.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- PSSI Tegaskan Drawing Liga 4 Harus Diulang
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen