Direktur Pemberitaan JakTV Dialihkan jadi Tahanan Kota, Ini Sebabnya

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung), Harli Siregar/ist
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung), Harli Siregar/ist

Kejaksaan Agung (Kejagung) menjelaskan alasan mengalihkan status tahanan Direktur Pemberitaan JakTV non-aktif, Tian Bahtiar dari penahanan rumah tahanan (rutan) menjadi tahanan kota.


"Sejak tanggal 24 April 2025 terhadap tersangka TB oleh penyidik telah dilakukan pengalihan penahanan dari yang selama ini dilakukan tahanan rutan menjadi tahanan kota di Bekasi," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar kepada wartawan Senin, 28 April 2025.

Alasan pertama pengalihan tahanan, karena permintaan kuasa hukum sebab Tian memiliki riwayat sakit jantung sampai dengan pernapasan.

"Ternyata yang bersangkutan ada riwayat sakit jantung dan sudah 8 ring dipasang, kemudian ada kolesterol dan (masalah) di pernapasan," jelas Harli.

Hal ini dibenarkan dari hasil observasi yang dilakukan kala Tian mengonsumsi obat pengencer darah pada Rabu, 23 April 2025.

Selama menjadi tahanan kota, Harli menyebut istri Tian yang menjadi penjamin.

"Ada juga jaminan orang terhadap proses pengalihan itu, istri yang bersangkutan," ungkapnya.

Seerti diketahui, Jampidsus Kejaksaan Agung menetapkan tiga orang sebagai tersangka di kasus dugaan perintangan penyidikan maupun penuntutan atau obstruction of justice.

Mereka adalah pengacara Marcella Santoso (MS), Junaidi Saibih (JS) dan Tian Bahtiar (TB).

Para diduga tersangka telah merintangi penyidikan dan penuntutan dalam kasus korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk 2015-2022 sampai importasi gula yang menjerat mantan Menteri Perdagangan Tom Lembong dengan cara bekerja sama membuat citra negatif Kejagung melalui pemberitaan.

Para tersangka pun dijerat dengan Pasal 21 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.