Dipicu Masalah Pengelolaan dan Keluhan Masyarakat, Objek Wisata Sungai Kasie Ditutup Sementara

Lokasi objek wisata Sungai Kasie saat ramai pengunjung yang beranyut di aliran sungai pakai pelampung ban/repro
Lokasi objek wisata Sungai Kasie saat ramai pengunjung yang beranyut di aliran sungai pakai pelampung ban/repro

Objek wisata Sungai Kasie di Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I, Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan sejak Jumat kemarin ditutup sementara. 


Lurah Lubuk Tanjung, Supawi, mengungkapkan bahwa penutupan sementara ini dilakukan untuk menanggapi keresahan warga di sekitar sawah irigasi Kasie 1. Warga merasa terganggu dengan ramainya pengunjung yang datang ke wisata Sungai Kasie.

"Kami kan hasil rapat di kelurahan dari masyarakat petani maupun pedagang di Kasie, maka hasil rapat itu ditutup sementara sebelum ada izin dari pemerintah, izin wisata," kata Lurah Lubuk Tanjung, Supawi, Senin (29/7).

Kemudian, hasil rapat tersebut telah disampaikan dan dinaikkan ke pihak Kecamatan untuk ditindak lanjuti. Kemudian dari Kecamatan nantinya akan disampaikan ke Wali Kota Lubuklinggau. 

Supawi juga mengungkapkan, penutupan sementara itu menindak lanjuti warga disekitar sawah irigasi Kasie 1. Mereka mengaku resah dan terganggu karena ramainya pengunjung.

Selain itu menurutnya, keberadaan wisata Sungai Kasie oleh pengelola banyak dibuat seperti kolam ditengah sungai. "Sehingga dikhawatirkan bila terjadi banjir maka akan berdampak ke bibir Sungai Kasie 1 dengan terjadinya longsor," jelas Supawi.

Masih kata Supawi, dibawah jembatan di wisata Sungai Kasie itu berada sangat dekat sekali di pinggir sawah. Sehingga berdampak ke petani yang ada di sawah irigasi Kasie 1.

Berikutnya yaitu jembatan gantung kelingi yang dilintasi untuk akses masuk ke lokasi juga sudah goyang dan kondisinya jelek. Apalagi dengan banyaknya pengunjung, maka dikhawatirkan ambruk. 

"Pihak pedagang juga setuju ditutup. Kita kan kalau kerjasama dengan pemerintah, wisata Kasie 1 itu kan ada yang mengarahkan dari pihak pemerintah dan pihak pariwisata. Itu maksud dan tujuannya," jelasnya.

Dalam rapat pada Jumat kemarin tersebut, juga dihadiri tokoh masyarakat, tokoh adat, Babinsa dan Bhabinkamtibmas. 

"Jadi ditutup sejak Jumat kemarin. Selanjutnya kita koordinasi dengan kecamatan, Wali Kota. Mungkin ada tim turun dari pihak terkait. Kalau dipasang pelang ditutup, belum. Cuma sesuai dengan keputusan masyarakat, kita tindak lanjutnya balik ke kecamatan dan kecamatan ke Wali Kota," pungkasnya.