Kasus kematian balita di Sumsel mulai mengalami penurunan sejak tiga tahun belakang, terhitung hingga Oktober 2021 hanya ada 103 kematian balita yang terakumulasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel.
- Cara Daftar dan Ikut Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Dinkes Palembang, Cukup Lewat Aplikasi!
- Sempat Landai, Kasus DBD di Palembang Naik Lagi
- Antisipasi Peningkatan Covid-19, Dinkes Palembang Ajukan Permintaan 4.000 Dosis Vaksin Inavac
Baca Juga
Kepala Dinkes Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan bahwa penurunan kasus tersebut terjadi sangat signifikan. "Secara umum penurunannya cukup drastis," katanya saat diwawancarai, Kamis (16/12).
Adapun data lainnya yang juga disampaikan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Sumsel, Lisa Maryati ada sebanyak 31 kasus kematian di tahun 2019, 44 kasus ditahun 2020, dan 28 kasus ditahun 2021.
"Kasus penurunan ini menjadi hal positif dari upaya penerapan program pengembangan lingkungan sehat, standarisasi pelayanan kesehatan dan program obat dan pembekalan kesehatan," katanya saat dibincangi.
Nantinya, program tersebut akan terus didorong guna meningkatkan pemahaman orang tua terkait faktor kematian balita yang diakibatkan oleh pola hidup tidak sehat serta deteksi sejak dini terhadap penyakit yang dapat mengancam anak-anak.
"Perlu untuk ditekankan kembali kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang sedang mengandung dan memiliki balita, soal asupan gizi misal pola asuh orang tua terhadap porsi makan, sanitaai yang baik serta ketersediaan air bersih untuk dikonsumsi," terangnya lagi.
Tidak hanya itu, Lisa juga mengharapkan agar program tersebut dapat berjalan dengan maksimal dengan petugas kesehatan diberbagai Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Sumsel. Mengingat, bahwa tidak semua orang tua itu paham dengan kondisi anaknya.
“Kami harapkan petugas juga terus aktif memberi sosialisasi tentang kasus-kasus kematian kepada balita ini beserta penyebabnya," ucapnya lagi.
Dikatakannya pula, bahwa pada data ditahun-tahun sebelumnya angka kematian pada balita terbilang besar, hal tersebut terjadi akibat keterlambatan penanganan. Menurutnya, penyakit yang menyebabkan kematian balita salah satunya pneumonia yang mana bila dilihat secara awam, mungkin orang tua akan menganggapnya seperti demam biasa. Karena gejala yang terjadi itu bisa panas tinggi dan kesulitan bernafas pada anak. Sedangkan ciri lain, seperti perut didekat pusat yang apabila dicubit akan lambat kembali ke posisi semula.
“Itu tidak banyak yang tahu," tambahnya.
Saat ini, Dinkes Sumsel juga tengah mengupayakan kerjasama dengan komunitas masyarakat lainnya guna mencatat dan melaporkan kasus penyakit mematikan pada balita, agar dapat diatasi dengan segera.
"Kalau untuk akumulasi kematian balita ini memang belum sepenuhnya, sebab banyak juga yang mungkin belum terlapor. Kita hanya menghimpun dari Faskes saja. Sebab itu, kita harap nanti ada keterlibatan RT sekitar untuk membantu baik melaporkan kasus penyakit balita di sekitar tempat tinggal ataupun kasus kematian," tutupnya.
Untuk diketahui, pada tahun 2020 hanya ada 6 kasus kematian balita di OKU, 6 Muara Enim, 4 Lahat, 4 Musi Rawas, 2 Musi Banyuasin, 2 Banyuasin, 5 OKU Timur, 5 Ogan Ilir, 2 Muratara, 4 Palembang, 2 Prabumulih, dan 2 Lubuk Linggau. Sedangkan daerah lain nihil kasus.
- Presiden Prabowo Tanam Padi Serentak di Sumsel, Dorong Swasembada hingga Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Terungkap di Persidangan, Saksi Ungkap Deliar Marzoeki dan Alex Peras Perusahaan Lewat Surat Kelayakan K3
- Ribuan Jemaah Padati Tabligh Akbar Bersama Ustaz Adi Hidayat di Masjid SMB I Palembang