Dinilai Gagal Dalam Pembangunan, Bupati Lahat Dapat Raport Merah Dari Warganya

Massa yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Kepemudaan (OKP) Bersatu Peduli Rakyat di Kabupaten Lahat memberikan langsung Raport Merah untuk Cik Ujang dalam orasi yang berlangsung di  di Jalan Protokol H. Burlian depan Kantor DPRD Lahat. (ist/RmolSumsel.id)
Massa yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Kepemudaan (OKP) Bersatu Peduli Rakyat di Kabupaten Lahat memberikan langsung Raport Merah untuk Cik Ujang dalam orasi yang berlangsung di  di Jalan Protokol H. Burlian depan Kantor DPRD Lahat. (ist/RmolSumsel.id)


Bupati Lahat Cik Ujang bersama Wakilnya Haryanto mendapatkan raport merah dari warga mereka sendiri lantaran dinilai telah gagal dalam membangun Kabupaten tersebut selama menjabat.


Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Organisasi Kepemudaan (OKP) Bersatu Peduli Rakyat di Kabupaten Lahat memberikan langsung Raport Merah untuk Cik Ujang dalam orasi yang berlangsung di  di Jalan Protokol H. Burlian depan Kantor DPRD Lahat.

Aksi yang memberikan Raport Merah pada Bupati Lahat ini sebetulnya di gelar di halaman Kantor Bupati. Namun, karena rapatnya barisan blokade petugas yang menggunakan peralatan lengkap, maka demonstrasi hanya digelar di ruas jalan, tepatnya di jalan depan Kantor DPRD Lahat.

Kendati demikian, aksi tetap dilanjutkan dengan membacakan tuntutan untuk didengar oleh Bupati Lahat. 

Adapun tuntutan massa tersebut di antaranya, pengentasan kemiskinan di Kabupaten Lahat yang masih jauh dari kata selesai, batubara meningkat namun akses jalan banyak yang rusak, tingginya tingkat gangguan kesehatan akibat debu hitam batu-bara.

Kemudian realisasi dana CSR tidak transparan, janji adakan Kampus Negeri di Lahat tidak terbukti, Dana Desa (DD) mulai dari Rp 500 juta – Rp2 miliar tak pernah terlihat.

"Serta Aspirasi titipan masyarakat, jalan transmigrasi Trans SP 6, 3, 4, 5, 7 dan 8 palembaja seperti kubangan kerbau, pengelolaan pendapatan asli daerah yang banyak bocor-contoh retribusi parkir, retribusi rumah makan, retribusi hotel dan BPHTB Tahun 2013 dulu retribusi parkir itu 500 (Lima Ratus) juta, kabarnya sekarang cuma 150 (Seratus Lima Puluh) juta, ini tahun 2023, 10 tahun selisih, berani transparan. Lalu harga air PAM Lahat termahal di Sumsel, tahun 2022 naik 100% padahal kaffah resmi menunda kebaikan," tegas Ahmad Ferli, selaku Ketua GMNI dalam orasinya.

Sementara Sundan sebagai Ketua Gemapala menyebut bahwa mereka berdemo hari ini sengaja memberikan raport merah pada kepemimpinan Bupati Lahat saat ini. Menurut dia, penyelenggaraan sistem pendidikan yang menempatkan pelajar hanya sebagai objek dari kepentingan kekuasaan yang berdampak pada kualitas mutu pendidikan yang rendah.

"Selain itu, carut marutnya pemanfaatan sumber daya alam yang lebih pro terhadap oligarki yang berdampak pada kesewenang-wenangan pengusaha terhadap hak-hak hidup sehat masyarakat sekitar tambang, dipengaruhi dengan pengelolaan dana CSR yang syarat dalam kepentingan penguasa", ungkapnya dengan lugas di hadapan massa dan petugas.

Senada, yang disampaikan Syaikh Ketua Sapma Lahat, abainya Pemerintah Kabupaten Lahat terhadap persoalan petani, khususnya yang berkaitan dengan penyaluran pupuk yang tidak tepat sasaran serta harga yang mahal.

"Begitu juga dengan banyaknya pembangunan yang hanya menghambur-hamburkan APBD tanpa mempertimbangkan atas kemanfaatan bagi masyarakat", terangnya.

Tak hanya itu, Syaikh dengan jelas menambahkan bahwa gerakan mereka tidak ditunggangi oleh pihak manapun, kecuali gerakan hati rakyat.

"Kami para pemuda yang hadir dan bersuara hari ini, adalah murni atas kehendak kami sendiri serta tidak ada perintah dari pihak manapun. Sekali lagi kami tegaskan, bahwa kami menyampaikan aspirasi ini tidak ada muatan kepentingan siapapun selain panggilan hatu. Di sini hadir para Ketua OKP yang ikut aksi, boleh tanya pada mereka", tegasnya.

Lain lagi dengan Emil Asyari  selaku Ketua Pemuda Muhammadiyah Lahat, dirinya lebih menyoroti dan menilai bobroknya sistem tata kelola pemerintah.

"Sehingga berdampak pada banyaknya sengketa administrasi pejabat Kabupaten Lahat yang terjadi di PTUN tahun 2022. Dengan begitu, kami sebagai pemuda Lahat menilai Bupati Lahat saat ini gagal dalam membangun Lahat", pungkas Emil, yang kemudian dilanjutkan lagi dengan nada protes terhadap Pemkab Lahat oleh orator dari OKP lainnya.

Usai berorasi, massa kemudian beristirahat dengan tertib dan meminta Bupati Lahat, Cik Ujang untuk menemui dan menanggapi tuntutan mereka.

Sekitar 15 menit kemudian tampak Bupati Lahat, Cik Ujang bersama Wakilnya, Haryanto menemui mereka dan berinteraksi dengan massa. Setelah berdialog, Bupati Lahat dan rombongan meninggalkan lokasi demo. Para demonstran, pun segera undur diri dengan tertib.