Digitalisasi Pembelian BBM dan Minyak Goreng Terkendala Infrastruktur

MyPertamina, digitalisasi subsidi untuk pembelian Pertalite dan Solar. (Istimewa/net)
MyPertamina, digitalisasi subsidi untuk pembelian Pertalite dan Solar. (Istimewa/net)

Rencana pemerintah untuk melakukan digitalisasi dalam pembelian minyak goreng dan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dinilai baik. Hanya saja, penerapannya di daerah masih terkendala infrastruktur.


Hal ini diungkapkan Kepala BPKP RI, Muhammad Yusuf Ateh saat ditemui di Palembang, Rabu (28/6).

"Kebijakan digitalisasi subsidi ini memang perlu dievaluasi sehingga dapat diketahui kendalanya dalam penerapan di daerah," katanya.

Menurutnya, untuk menerapkan digitalisasi ini dibutuhkan dukungan dan kesiapan infrastruktur daerah. Mengingat tidak semua orang yang mendapatkan subsidi ini memiliki ponsel untuk mengaksesnya. Ini tentunya akan menjadi pertimbangan pemerintah pusat dalam menentukan arah kebijakan kedepannya.

"Kalau di Kota Palembang tentunya tidak ada masalah, Tapi, untuk di perkampungan tentunya kesulitan sinyal," ujarnya.

Untuk pembelian minyak goreng ini nantinya akan menggunakan aplikasi peduli lindungi. Sedangkan, untuk pembelian BBM Subsidi seperti Pertalite dan Solar bakal menggunakan akun MyPertamina. Digitalisasi ini tujuannya agar subsidi lebih tepat sasaran, karena selama ini subsidi belum sesuai dengan harapan.

Selama ini pemerintah menanggungnya. Apalagi, perbedaan subsidi dan non subsidi ini sangat jauh. Dia mencontohkan, selama ini Pertalite dijual dengan kisaran harga subsidi hanya Rp7 ribu per liter. Sedangkan, jika tidak disubsidi yaitu seharga Rp31 ribu per liternya.

"Jadi subsidi harus tepat sasaran," tegasnya. 

Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru menambahkan penerapan digitalisasi subsidi ini tentunya baik, agar meminimalisir terjadinya kecurangan. Namun, harus diakui tidak semua penerima subsidi memilik ponsel. Jika tidak memiliki ponsel, maka bagaimana mereka akan mendapatkan subsidi ini.

"Kami akan berupaya dan mendukung dilakukannya digitalisasi ini. Karena ini  belum terbiasa, bukan tidak bisa dilakukan," pungkasnya.