Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP) Sumsel menambah jumlah alat ukur pencemaran udara atau air quality monitoring system (AQMS). Sebanyak tiga unit alat disebar di kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seperti Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir.
- Kebakaran Hutan Landa Korea Selatan, Empat Tewas Ratusan Mengungsi
- Sidang Gugatan Kabut Asap, Saksi Beberkan Kerugian Dampak dari Karhutla di Konsesi Perusahaan Grup Sinar Mas
- Menko Polkam: Pemerintah Tambah Desk Baru untuk Kebakaran Hutan dan TPPO
Baca Juga
“Ada tiga unit. Kita pasang di Kabupaten OKI, OI dan Banyuasin,” kata Kepala DLHP Sumsel, Edwar Chandra saat dibincangi, Sabtu (12/6).
Penambahan alat tersebut merupakan bagian dari deteksi dini dari bencana Karhutla. Selama ini, kata Edwar, AQMS hanya berada di Kota Palembang. Sehingga, pihaknya tidak mengetahui secara detail mengenai kondisi udara di wilayah rawan Karhutla.
“Iya. Ini jadi salah satu upaya kita untuk melakukan deteksi dini Karhutla,” ujarnya.
Pihaknya juga berencana akan menambah jumlah AQMS untuk diletakkan di beberapa kabupaten/kota lainnya. “Pengawasan atau kontrol terhadap pencemaran udara menjadi lebih mudah. Kalau kondisi pencemarannya parah, maka pemerintah setempat bisa langsung mengambil tindakan,” pungkasnya.
AQMS sendiri merupakan alat ukur kualitas udara di suatu wilayah. Melalui alat ini, bisa diambil perhitungan nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Mulai dari kadar debu, karbon dan beberapa zat berbahaya lainnya.
- AXA Mandiri Resmikan Kantor dan Customer Care Centre Baru di Palembang
- Presiden Prabowo Tanam Padi Serentak di Sumsel, Dorong Swasembada hingga Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Terungkap di Persidangan, Saksi Ungkap Deliar Marzoeki dan Alex Peras Perusahaan Lewat Surat Kelayakan K3