RMOLSumsel. Sekolah Cinta Indonesia atau Training Orientasi Partai (TOP), yang digelar DPW dan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) se-Sumatera Selatan (Sumsel) dua bulan terakhir, sukses merekrut 1.500 lebih kader baru.
- Klaim Masalah Anggota Ganda Telah Selesai, Golkar Sumsel Optimis Jadi Pemenang Pemilu 2022
- Ketua DPRD Sumsel Serap Aspirasi Masyarakat
- Besok, Ribuan Buruh Bakal Geruduk DPR RI
Baca Juga
"Dari kegiatan ini lebih dari 1500 lebih anggota baru yang telah bergabung, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," ujar Muhammad Toha, KDPW PKS Sumsel, Rabu (19/2).
Dilanjutkan mantan Anggota DPRD Kabupaten Ogan Ilir ini, kegiatan tersebut memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat tentang tujuan politik PKS, dan tentu PKS terlibat langsung dengan kehidupan masyarakat.
"Banyak program PKS mulai dari kegiatan sosial, misalnya dengan memberikan bantuan secara langsung kepada masyarakat yang tekena musibah dan sebagainya," kata Toha.
Dengan penjelasan dari pengurus tingkat bawah dan pusat, maka akan semakin banyak yang bergabung dengan PKS, alasan bergabung tentu program yang ditawarkan PKS untuk masyarakat luas.
Dalam 2 bulan terakhir bukan hanya DPW PKS Sumsel yang menggelar namun DPD seperti PKS Palembang, PKS MUBA, PKS Banyuasin dan PKS Prabumulih." PKS Muara Enim, PKS OKUT dan PKS Ogan Ilir secara bergantian akan menggelar TOP," ujarnya
Sementara itu, pengamat politik Universitas Sriwijaya, Andries Lionardo mengapresiasi apa yang dilakukan oleh PKS Sumsel dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat, dan pola yang dilakukan oleh PKS sangat efektif dalam menggaet kader baru.
"Misalnya kedudukan PKS sebagai oposisi jadi tawaran politik kepada masyarakat, dan apa yang dilakukan oleh PKS sangat baik, bukan hanya hadir pada saat ada agenda politik namun selalu hadir setiap saat," tukasnya.[ida]
- Nasdem: Semua Kemungkinan Ada, Termasuk Ganjar Cawapres Anies
- Komisi IV DPRD Palembang Sidak Gudang Daviena Skincare, Ingatkan Jaga Kualitas Produk
- Presiden Jokowi: Tolak Ekstremisme, Menolak Politisasi Identitas, Menolak Politisasi Agama