Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Banjar, Sejumlah Mahasiswa Terluka 

Kader IMM terluka yang terluka akibat tindakan represif aparat kepolisan/Istimewa
Kader IMM terluka yang terluka akibat tindakan represif aparat kepolisan/Istimewa

Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jabar dari STIT Muhammadiyah Banjar terluka saat melangsungkan aksi unjuk rasa di Kantor Wali Kota Banjar soal kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), Senin (5/9).


Hal ini pun langsung mendapat respon Ketum DPD IMM Jabar, Faisal Amien Prawira. Ia menyayangkan tindakan yang tidak semestinya dilakukan aparat kepolisan tetapi kembali terjadi yang mengakibatkan kadernya terluka.

"Sangat disayangkan, berulang kali polisi refresif terhadap mahasiswa. Hari ini kader IMM harus terluka sampai 5 jahitan akibat tindakan aparat kepolisian di Banjar," ujar Faisal Amien dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/9) malam.

Dirinya menerangkan, aksi demonstrasi itu dilindungi oleh Pasal 28 UUD 1945 dan UU Nomor 9 Tahun 1998. Dengan begitu, tindakan represif dari aparat kepolisan kepada massa aksi tidaklah pantas.

"Bukannya polisi berperan sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Jadi tolong tonjolkanlah sisi kemanusiaan, jangan samakan aksi demonstrasi dengan tindakan kriminal," terangnya.

Didasari hal itu, Faisal mendesak Kepolisian Resor Kota Banjar bertanggungjawab atas terjadinya insiden tersebut.

"Saya meminta tanggung jawab atas insiden ini, sebuah kelalaian jika membiarkan anggota berbuat refresif hingga menyebabkan adanya korban," tegasnya.

Faisal menambahkan, DPD IMM Jabar telah berkomunikasi dengan Polda Jabar untuk menindaklanjuti kejadian ini. Ia berharap Polda Jabar bisa menindak tegas terhadap anggota polisi yang telah melakukan aksi represif tersebut.

"Kami DPD IMM Jabar berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Seharusnya tidak ada represifitas dalam mengawal aksi demonstrasi, itu kami sampaikan ke pihak Polda Jabar," tandasnya.