Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) nomor urut 2, Cik Ujang menjadi sorotan saat mengikuti debat publik kedua Pilgub Sumsel 2024 yang digelar di Novotel Palembang, Minggu (10/11).
Seperti diprediksi sebelumnya oleh pengamat, Cik Ujang terlihat begitu kesulitan mengimbangi dua lawannya, yang masing-masing bergelar doktor. Mantan Bupati Lahat itu terlihat kurang jelas dalam menyampaikan visi misi dan menjawab pertanyaan dalam debat.
Terlebih saat berbicara mengenai konektivitas antar wilayah dan transisi energi yang menjadi program pemerintah pusat yang juga harus dieksekusi di tingkat provinsi. Bahkan Cik Ujang juga sempat salah menyebut nomor urut dirinya.
"Konektivitas di Sumsel dan Kabupaten sejak saya menjabat sebagai Bupati selama 5 tahun sudah menjalankan pembangunan infrastruktur di Lahat dan konektivitas di jalan lintas menuju ke Sumsel. Dalam hal ini, kami darin calon nomor 2 alhamdulillah, saya banyak sekali bantuan dari Gubernur Herman Deru," ujarnya.
Pernyataan ini memicu respons dari dua rivalnya. Calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Riezky Aprilia, mengkritisi bagaimana pasangan nomor urut 2 akan memaksimalkan jalan sebagai fasilitas umum tanpa mengesampingkan lalu lintas angkutan batubara yang marak di Sumsel.
“Konsep integrasi antara moda transportasi sungai dan darat, bagaimana diintegrasikan?” tanya Riezky, menantang jawaban konkret dari Cik Ujang.
Calon Wakil Gubernur nomor urut 3, Anita Noeringhati, turut menanggapi dengan meluruskan pernyataan Cik Ujang terkait bantuan gubernur. Anita, yang merupakan mantan Ketua DPRD Sumsel, menegaskan bahwa tidak ada nomenklatur bantuan gubernur, melainkan bantuan keuangan yang bersifat khusus.
“Saya akan luruskan karena saya Ketua DPRD Sumsel, jadi tidak ada nomenklatur bantuan gubernur tapi bantuan keuangan yang bersifat khusus. Bagaimana calon Wakil Gubernur nomor urut 2 tidak hanya melihat di Lahat, karena ada 17 kabupaten/kota yang harus diperhatikan. Banyak daerah terpencil tidak terintegrasi dengan moda transportasi. Bagaimana transportasi ini berjalan baik, bagaimana meratakan konektivitas daerah terpencil?” ujar Anita.
Namun, Cik Ujang terlihat kewalahan menghadapi pertanyaan bertubi-tubi dari kedua rivalnya. Jawaban yang ia sampaikan terputus karena durasi waktu habis.
“Untuk menanggapi pertanyaan Riezky, konektivitas pengangkutan batu bara kabupaten/kota ke provinsi, tidak mengesampingkan jalan umum, angkutan batu bara tidak bisa kita lakukan total karena itu kebijakan pusat. Untuk membangun jalan dari kabupaten/kota menuju ke Sumsel ini, menanggapi paslon tiga di dalam melihat konektivitas jalan...,” jawabnya, yang terdengar kurang tuntas.
Pengamat politik Bagindo Togar menilai bahwa kesulitan Cik Ujang dalam debat ini sudah dapat diduga sejak awal. "Sudah diduga sejak awal, Cik Ujang bakal kewalahan karena dua rivalnya itu memang memiliki kualitas intelektual yang lebih baik. Ada perbedaan yang sangat mencolok dalam debat malam ini," ungkap Bagindo.
- Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub, Sebanyak 1,7 Juta Warga Sumsel Golput
- Amplop Politik dan Pilgub Sumsel 2024: Mengungkap Anomali Demokrasi dan Politik Lokal
- Hasil Rekapitulasi Pilgub Sumsel di 17 Wilayah, HDCU Unggul di 15 Daerah, ERA Kuasai Palembang, Matahati Dominasi Ogan Ilir