Darurat! Sumsel Masuk Peringkat Dua Nasional Pengguna Narkoba Terbanyak

Dirresnarkoba Polda Sumsel, Heri Istu. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Dirresnarkoba Polda Sumsel, Heri Istu. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel mencatat terjadi peningkatan pengguna dan pengedar narkoba di Sumsel.


Hal ini diakui Dirresnarkoba Polda Sumsel, Heri Istu usai mengukuhkan Duta Anti Narkoba 2021, Sabtu (20/11).

Dia mengatakan berdasarkan data pengguna dan pengedar narkoba di Sumsel sejak Januari hingga Oktober 2021 mengalami peningkatan hingga 2.763 kasus. Bahkan, Sumsel menempati peringkat kedua se Indonesia, setelah Medan.

"Saat ini, kita sedang menghadapi darurat pengguna dan pengedar narkoba, dengan rincian angka preventif sebesar 5 persen," katanya.

Dia mengaku angka ini didapatkan berdasarkan penilaian BNN dan LIPI. Artinya, dari total 10 ribu jiwa di Sumsel, maka 500 kasus narkoba yang berhasil ditangani. Sedangkan, untuk di Sumsel sendiri, dia menambahkan, Palembang menjadi urutan terbanyak kasus narkoba di Sumsel.

Dimana, laporannya 263 kasus dari Polrestabes Palembang dan 251 kasus dari Polda Sumsel. Dari total kasus tersebut, sebanyak 314 pengedar telah ditangkap per Oktober 2021. 

"Palembang ini masih menjadi urutan pertama pengguna narkoba terbanyak," tegasnya. 

Untuk kasus narkoba berdasarkan profesi, Heri menyebutkan pelajar turut mengalami peningkatan kasus setelah swasta dan wiraswasta. Catatan kasus yang mengalami peningkatan itu PNS satu kasus, Swasta dari 302 kasus meningkat jadi 497 kasus. Lalu, Wiraswasta 395 kasus bertambah jadi 432 kasus. 

"Pelajar ditahun 2020 kemaren cuma ada 18 kasus sekarang malah meningkat jadi 53 kasus," paparnya.

Menurutnya, arkoba bukan lagi hal yang bisa dipandang sepele di lingkungan masyarakat. Terlebih bila setiap tahun terus mengalami peningkatan. Data ini, tentunya masih dapat bertambah hingga akhir tahun mendatang.

"Jadi kita perlu wanti-wanti dan berharap bahwa peran pemuda lewat Duta Anti Narkoba bisa merealisasikan tugas pemerintah," tutupnya.

Untuk diketahui, kasus narkoba ini juga terjadi diberbagai sektor diantaranya 8 kasus di Kepolisian, 400 kasus di lingkungan petani, 34 mahasiswa, 326 buruh, dan terakhir 483 pengangguran.