Sopir angkot di Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan kompak menaikan harga tarif angkot pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu.
- Imbas Kenaikan BBM, Harga Komoditi Karet Turun hingga 40 Persen
- Bantu Warga Terdampak Kenaikan BBM, Polda Sumsel Bagikan 2,1 Ton Beras
- Hindari Dampak Buruk Akibat Kenaikan Harga BBM, Ini Strategi Pemkab Muba
Baca Juga
Yanto, sopir angkot jurusan Pasar Inpres-Simpang Priuk mengatakan para sopir telah menaikan tarif angkot sejak dua hari terakhir. Sebelumnya tarif angkot Rp5.000 menjadi Rp8.000.
"Kita kompak naiknya yang tadi Rp5000, sudah dua hari ini naik Rp8.000," kata Yanto, Selasa (6/9/2022).
Dia mengungkapkan, sopir terpaksa menaikan tarif angkot agar seimbang dengan biaya pengeluaran. Apalagi para sopir operasi mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB.
"Kalau naik lumayan seimbang dengan operasional. Sebab kondisi penumpang sepi, kalau tidak seperti itu bisa-bisa minus masukan," bebernya.
Kenaikan tersebut menurut Yanto sejauh ini direspon penumpang sebagai hal yang wajar. "Kondisi penumpang sepi. Respon penumpang wajar-wajar oleh karena sudah tahu keadaan BBM sudah naik," bebernya.
Lain halnya dikatakan Arianto, sopir angkot jurusan Pasar Megang. Saat ini angkot jurusan Pasar Megang untuk tarif masih normal Rp5.000. "Belum naik. Tidak berani kalau asal naik nanti salah, sekrang masih Rp5.000," timpalnya.
Dia mengaku pasca naiknya harga BBM pendapatan sejumlag sopir minus. "Penumpang sepi, dari Petanang kosong. Pendapatan sehari-hari sebelum BBM naik Rp150 ribu, sejak BBM naik malah minus. Dapat Rp70 ribu, belum untuk isi minyak Rp150 ribu," terangnya.
Dia berharap agar tarif angkot segera diputuskan oleh pemerintah agar segera naik. "Sekarang belum naik. Harapannyp bisa naik juga sekitar Rp7.000, itu sudah cukup menutupi operasional," pungkasnya.
- Polisi Amankan Angkot Tabrak Lari di Lubuklinggau, Korban Pasutri Alami Patah Kaki, Sopir Masih Buron
- Tak Berikan Uang ke Pemalak, Kepala Sopir Angkot Dibenturkan ke Mobil
- Rusa Mati di Rumdin Bupati Musi Rawas, BKSDA Sebut Bukan Diserang Harimau