Cik Ujang Tolak maju Pilgub, Kader Demokrat Sumsel Kena Mental

Ketua DPD Parta Demokrat Sumsel Cik Ujang bersama kader Demokrat saat mebuka Rakerda DPC Palembang beberpa waktu lalu/ist
Ketua DPD Parta Demokrat Sumsel Cik Ujang bersama kader Demokrat saat mebuka Rakerda DPC Palembang beberpa waktu lalu/ist

Ada istilah yang kini tren, yakni 'kena mental'. Istilah ini populer di kalangan gamers yang merujuk pada kualitas permainan yang jauh dibawah lawan sehingga memberi efek secara psikologis soal ketidakmampuan menyelesaikan pertandingan. 


Pengamat Bagindo Togar, merujuk istilah ini untuk kader Partai Demokrat Sumsel setelah ketuanya, Cik Ujang menyatakan menolak untuk maju dalam Pilgub 2024 mendatang. Pernyataan itu disampaikannya kepada awak media dalam suasana Rakerda DPC Partai Demokrat Kota Palembang, Senin (27/12) lalu. 

"Saat beliau terpilih, saya sudah pesimis. Mengacu dari levelitas kader, karier politik, komitmen organisatoris maupun pengalaman, plus dalam network strategis dengan kekuatan dan partai politik lain. Apalagi kali ini menolak maju dan bertarung, sehingga pasti berimbas pada mental dan psikologis kader," ungkap Bagindo kepada Kantor Berita RMOLSumsel, Kamis (30/12).

Padahal menurutnya, saat ini Partai Demokrat harus berjuang maksimal meningkatkan kepercayaan masyarakat, khususnya di Sumsel. Salah satu indikatornya adalah turunnya, kursi Demokrat di DPRD Sumsel, mulai dari 13 kursi pada 2009, 11 kursi pada 2014, dan 9 kursi pada 2019.

Pengamat Politik Bagindo Togar/Foto: Ist

"Sehingga pertanyaan yang kembali muncul, kenapa dipilih kalau takut untuk bertarung. Artinya mungkin juga tidak bisa memimpin kader dan membawa perbaikan terhadap apa yang terjadi di Demokrat. Bisa jadi juga tidak lebih baik dari ketua sebelumnya," papar Bagindo. 

Namun menurutnya, hal ini merupakan realitas yang harus dihadapi oleh kader Demokrat Sumsel. Meskipun nantinya hanya menjadi partai pengikut dan menurunkan grade yang dimiliki oleh partai berlambang mercy ini, setidaknya harus ada upaya maksimal dari internal partai. 

Diantaranya meningkatkan soliditas dan kerjasama tim untuk memenangkan hati masyarakat, utamanya dengan memajukan kader potensial dan yang telah lebih dulu dikenal di masyarakat Sumsel untuk menjadi ikon partai. 

Penilaian yang sama terkait pernyataan Cik Ujang yang menolak maju dalam Pilgub Sumsel mendatang, juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) Arianto ST. Menurutnya, Cik Ujang sebagai ketua partai harus mengambil peran sebagai pemimpin yang memotivasi kadernya. 

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) Arianto/ist

"Kader tentu berharap, dan sangat wajar kalau mereka berharap (kepada ketuanya) untuk maju di tingkat Provinsi," kata Ariyanto. Karena sosok Cik Ujang juga seharusnya garang dan menjadi harapan bagi para kader partai untuk bersandar. "Sehingga kepercayaan diri kader ini juga meningkat," tambahnya. 

Seperti yang ditunjukkan oleh Ketua Partai Demokrat Sumsel sebelumnya, Ishak Mekki yang mencalonkan diri pada Pilgub 2014 dan 2018. Dengan pencalonan tersebut, kader bergerak secara masif dan solid. "Secara psikologis, kader tentu akan berjuang maksimal dan bersatu memenangkan ketuanya dalam Pilgub," jelas Ariyanto. 

Sementara itu, sebelum ini Cik Ujang menyatakan bahwa dirinya belum pantas maju dalam Pilgub Sumsel kepada awak media. Dia mengatakan masih ingin fokus menyelesaikan tugasnya sebagai Bupati Lahat sembari menunggu dan melihat siapa-siapa saja (Partai lain) yang akan maju dalam Pilgub Sumsel mendatang. 

"Kita masih Bupati baru satu periode, masih lama. Walaupun kader support kita, harus hitung kalkulasi jika mau maju (Pilgub),"kata Cik Ujang saat itu. Cik Ujang juga mengaku akan bersinergi dengan Pemprov Sumsel untuk perbaikan dan tata kelola infrastruktur di wilayah yang dipimpinnya saat ini.