China dan Rusia telah memblokir upaya Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan pernyataan yang menyuarakan keprihatinan atas situasi kemanusiaan di Myanmar.
- Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit
- TNI Kirim 240 Prajurit ke Misi Perdamaian di Afrika Tengah
- Dalam Waktu Dekat Pengemplang Pajak Sawit akan Setor Rp189 Triliun ke Negara
Baca Juga
Pada Jumat (27/5), Inggris mengeluarkan usulan pernyataan pers untuk menekankan peran sentral ASEAN dalam memfasilitasi solusi damai untuk krisis Myanmar, dan menegaskan kembali seruan anggota dewan untuk melakukan dialog dengan semua pihak terkait.
"Namun, mereka menyatakan keprihatinan atas kemajuan terbatas terhadap Konsensus Lima Poin selama setahun sejak disepakati, dan menyerukan tindakan nyata untuk secara efektif dan sepenuhnya mengimplementasikan konsensus," kata pernyataan yang diusulkan.
Kendati begitu, pernyataan tersebut mendapatkan keberatan dari China dan Rusia atas beberapa bagian teksnya, seperti dimuat The Associated Press.
Misi China di PBB mengatakan pihaknya mengusulkan penggunakan kata "lambat", alih-alih "terbatas" terkait kemajuan Konsensus Lima Poin.
Selain itu, ada beberapa istilah lain yang juga mendapatkan keberatan dari China, yang kemudian di-iya-kan oleh Rusia.
Pernyataan pers terkait situasi Myanmar muncul setelah utusan khusus ASEAN Prak Sokhoon dan utusan PBB Noeleen Heyzer memberikan pengarahan.
Myanmar berada di dalam krisis setelah pemerintahan sipil digulingkan oleh junta pada Februari tahun lalu. ASEAN sendiri mengeluarkan Konsensus Lima Poin tentang krisis Myanmar pada akhir April 2021.
Konsensus tersebut menyerukan penghentian segera kekerasan, dialog di antara semua pihak terkait, mediasi proses dialog oleh utusan khusus ASEAN, penyediaan bantuan kemanusiaan melalui jalur ASEAN, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit