Janji Amerika Serikat untuk berbagi rincian pembicaraan Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping ke Taiwan mendapat tanggapan dari Beijing.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- China Resmi Balas Tarif Impor 34 Persen untuk Semua Barang dari AS
Baca Juga
Lewat pernyataan yang disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, China mendesak para pejabat Amerika membatalkan niatnya.
Ditanya tentang komentar baru-baru ini oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, yang mengatakan Washington akan membocorkan rincian pertemuan tingkat tinggi minggu depan ke Taipei, Zhao Lijian memberikan tanggapan keras.
“Apa yang dikatakan AS tentang memberi pengarahan kepada Taiwan tentang pertemuan antara kepala negara China dan AS sangat melanggar prinsip satu China dan ketentuan dari tiga komunike bersama China-AS," kata Zhao pada Jumat, mengacu pada serangkaian kesepakatan antara Washington dan Beijing.
"Ini benar-benar mengerikan, dan China dengan tegas menolaknya,” ujarnya, seperti dikutip dari RT, Sabtu (12/11).
Zhao melanjutkan dengan berargumen bahwa interaksi resmi antara AS dan Taiwan melanggar 'prinsip Satu-Cina,' di mana Republik Rakyat China menegaskan pulau itu adalah bagian dari wilayah kedaulatannya, dan bahwa diplomat asing tidak boleh melakukan kontak langsung dengan pejabat di Taipei.
“Hanya ada satu Cina di dunia. Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China. Akar penyebab ketegangan di Selat Taiwan adalah bahwa pihak berwenang Taiwan telah meminta dukungan AS untuk mencari 'kemerdekaan Taiwan,' dan bahwa beberapa orang di AS berniat menggunakan pertanyaan Taiwan untuk menahan China,” kata Zhao.
“Gerakan seperti inilah yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," lanjutnya.
Biden dan Xi dijadwalkan bertemu minggu depan di sela-sela KTT G20 di Bali, Indonesia – pertemuan tatap muka pertama antara kedua pemimpin sejak Biden menjabat tahun lalu.
Meskipun Gedung Putih telah menyatakan bahwa mereka akan membahas upaya untuk mempertahankan dan memperdalam jalur komunikasi dan bagaimana mengelola persaingan secara bertanggung jawab, masalah Taiwan juga diharapkan menjadi agenda utama.
Hubungan China dan negara-negara Barat semakin tegang, menyusul perlakuan mereka yang memposisikan Taiwan sebagai negara berdaulat yang bertentangan dengan kebijakan Satu-China yang secara resmi diakui oleh Washington.
Presiden Biden bahkan telah bersumpah pada beberapa kesempatan bahwa pasukan AS akan datang untuk membela Taipei jika terjadi invasi China, tetapi para pembantu Gedung Putih telah berulang kali menarik kembali pernyataan tersebut.
Selama laporannya di Kongres Partai Komunis China bulan lalu, Presiden Xi menyoroti risiko konflik bersenjata atas Taiwan.
Dia menegaskan kembali bahwa tujuan utama Beijing adalah reunifikasi damai, tetapi memperingatkan bahwa mereka berhak menggunakan kekuatan untuk mencegah upaya apa pun yang dilakukan Taiwan untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
- China Integrasikan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- Harga Emas Spot Tergelincir karena Investor Beralih ke Dolar AS sebagai Aset Safe Haven