Cerita Eddy Haryanto, Pria 57 Tahun yang Resmi jadi Guru PPPK: Mengajar Pilihan Hati Saya

Eddy Haryanto terlihat bahagia saat diresmikan menjadi guru PPPK setelah 31 tahun mengajar. (Humaidy Aditya Kenedy/Rmolsumsel.id).
Eddy Haryanto terlihat bahagia saat diresmikan menjadi guru PPPK setelah 31 tahun mengajar. (Humaidy Aditya Kenedy/Rmolsumsel.id).

Perjalanan panjang Eddy Haryanto untuk mendapatkan status dan kepastian dalam mengajar akhirnya membuahkan hasil.


Setelah 31 tahun mengabdi, dirinya kini resmi diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) fungsional guru dilingkungan Pemprov Sumsel.

Eddy sendiri senang bukan kepalang saat diresmikan langsung menjadi guru PPPK oleh Gubernur Sumsel, Herman Deru di the Sultan Convention Center Palembang, Selasa (26/7).

“Rasanya senang dan bahagia sekali tentunya, karena dari tahun 1990 sudah mengajar hingga sekarang baru bisa diterima, tidak honorer lagi istilahnya,” kata Eddy ketika dibincangi.

Bapak tiga anak itu sendiri menitihkan karir sebagai guru pada tahun 1990 di Sekolah Menengah Atas (SMA) Sultan Mahmud Badaruddin II Kenten. Tidak hanya itu, selama perjalanan karirnya sebagai guru, Eddy juga beberapa kali pindah tempat mengajar.

Bahkan, Eddy telah mengikuti tes CPNS sebanyak 10 kali, namun tidak pernah mendapatkan kesempatan lolos. Hingga pada tes ke sebelas, dirinya dinyatakan dan diterima sebagai PPPK fungsional guru dilingkungan Pemprov Sumsel.

“Setelah yang di Kenten, lanjut ke SMA Nurul Iman, Bina Warga I, Bina Warga II, dan terakhir SMA NU, baru ke SMA 15 Palembang, tempat posisi sekarang diangkat PPPK ini,” terangnya.

Adapun suka duka yang dirasakan Eddy selama mengajar beragam, salah satunya masalah gaji. Dirinya menyebutkan, awal menjadi guru hanya digaji sebesar Rp11 ribu. Hingga pada akhir sebelum diangkat PPPK, Eddy menerima gaji sebesar Rp2,2 juta.

“Kalau dibilang cukup tentu tidak, karena untuk anak tiga. Oleh sebab itu diimbangi dengan berdagang. Soal mengajar, itu pilihan hati saya,” jelasnya.

Meskipun terhitung tiga tahun lagi sebelum pensiun, Eddy tetap merasa bangga dan senang. Bahkan prestasi ini ia dedikasikan untuk satu cucunya sebelum masa pensiun.

Pria yang beralamat di Jalan Orde Baru, Sekip tersebut menambahkan bahwa mengajar merupakan pilihan hatinya sejak dahulu. Dirinya pun merasa bangga dari tiga orang anaknya, salah satu anak mengikuti perjuangannya dalam mengajar.

“Anak bungsu yang mengikuti jalan saya, sebagai guru dan sekarang masih kuliah di Universitas PGRI jurusan PGSD. Sedangkan duanya sudah bekerja,” tandas dia.