Cegah Stunting Sebelum Genting, Ini yang Dilakukan Pemuda Baylen

Pemuda Baylen bersama TP PKK Baylen menyalurkan bantuan untuk balita guna mengatasi stunting/ist
Pemuda Baylen bersama TP PKK Baylen menyalurkan bantuan untuk balita guna mengatasi stunting/ist

Upaya pencegahan stunting di Kabupaten Musi Banyuasin berjalan masif hingga ke pelosok. Salah satunya di Kecamatan Bayung Lencir yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk para pemuda.


Bertajuk Pemuda Bayung Lencir Cegah Stunting (Pecah Stunting) mereka menyambangi langsung sejumlah balita stunting di Desa Suka Jaya, Dusun Sri Mulya dan Lubuk Sanggar. 

Para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna bekerjasama dengan TP PKK Kecamatan Bayung Lencir, Pustu Dinas Kesehatan tak berhenti memberikan bantuan makanan bernutrisi, bahkan secara rutin tiap dua minggu sekali mengecek perkembangan si bayi dan ibunya. 

"Di Desa Suka Jaya ini ada empat bayi yang kita pantau dan datangi sesuai data dari tim teknis Percepatan Pencegahan Stunting Muba (TPPS). Kita tiap dua minggu sekali akan pantau terus," jelas Ketua Karang Taruna Bayung Lencir, Pandji Syahputra, Jumat (9/9/2022). 

Ia berharap para anak balita gagal tumbuh atau gagal kembang ini menjadi teratasi nutrisi otak mereka. Langkah para pemuda Bayung Lencir ini langsung dikawal Ketua TP PKK Bayung Lencir Astuti Imron. 

"Kita senang dan bangga. Di Bayung ada tim TPPS terintegrasi yang juga didukung penuh pemuda. Ini luar biasa. Sebagai agen perubahan mereka sangat peduli dengan masa depan generasi," terang Titik Imron. 

Baginya, tidak hanya tugas dari pemerintah untuk menanggulangi masalah stunting ini. Namun semua pihak termasuk kalangan pemuda bisa turut serta memutus rantai stunting.

Sebelumnya, pada Agustus lalu telah dilakukan Rembug Stunting di Sekayu. Menurut Pj Bupati Muba, Apriyadi saat membuka acara menyebut, penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang dapat merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.

"Anak Stunting beresiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya, bahkan berdasarkan laporan world bank, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi bisa menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2-3 persen dari produk domestik bruto (PDB) setiap tahunnya," ujar Apriyadi. 

Plt Kepala Bappeda Muba Sunaryo  SSTP MM yang juga Wakil Ketua TPPS Muba menyebutkan pelaksanaan kegiatan rembuk stunting merupakan aksi ketiga dari konvergensi penurunan Stunting di Kabupaten Muba.

"Komitmen Pemerintah Kabupaten Muba terhadap penanganan stunting dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah tahun 2017-2022 sebagai upaya meningkatkan indeks pembangunan manusia, dengan target penurunan angka stunting menjadi 11,8 persen di tahun 2022," bebernya.

Sasaran program ini, kata dia, seluruh penduduk Kabupaten Muba fokus pada masyarakat yang beresiko stunting, seperti keluarga miskin, remaja putri anemia, ibu hamil, dan bayi usia 0-24 bulan.

Sekedar informasi, mengacu data SEGI, angka stunting di Muba pada 2019 lalu sebesar 23,04 persen, pada 2021 menjadi 23.0 persen. Bahkan Muba menargetkan tahun ini 2022 turun menjadi 11,8 persen.