TNI dan Polri akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) pengaman smelter di berbagai wilayah di Indonesia untuk menghindari insiden kerusuhan seperti di Morowali Utara, Sulawesi Tengah terulang.
- TNI-Polri Berhasil Identifikasi 12 Korban Kebrutalan KKB di Yahukimo
- Tiga Anggota TNI Diperiksa Polisi Buntut Penjualan Senjata ke OPM
- Penampakan Rumah Mewah Anggota TNI yang Diduga Terlibat Penembakan Polisi di Way Kanan
Baca Juga
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengatakan, pembentukan Satgas Smelter tersebut merupakan arahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan saat Rapat Pimpinan (Rapim) TNI di Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan, Kamis (9/2).
"Di masing-masing smelter harus ada Satgas TNI-Polri yang setiap saat bisa memantau, mengamankan, dan minimal bisa mengawasi kegiatan manajerial di situ," kata Yudo.
Bahkan, Yudo meminta para Panglima Daerah Militer (Pangdam) berkoordinasi dengan direktur di masing-masing perusahaan yang terdapat smelter.
Tujuannya untuk memastikan tidak ada penerapan manajemen yang menyalahi aturan. Apalagi, banyak smelter yang di dalamnya terdapat pekerja asing.
"Smelter kan banyak melibatkan asing, jangan sampai orang asing ini menerapkan manajemennya seperti di sana (negara mereka). Ingat, ini adalah di Indonesia. Indonesia dengan tenaga kerja yang memiliki kearifan lokal masing-masing," tandasnya.
- TNI-Polri Berhasil Identifikasi 12 Korban Kebrutalan KKB di Yahukimo
- Terbuka Jalan Erwin S Aldedharma untuk Duduk di Jabatan Panglima TNI
- Kapolri dan Panglima TNI Sepakat Ungkap Kasus Penembak di Way Kanan