Keterkaitan vaksin Covid 19 dan hepatitis akut pada anak saat ini dinilai masih kurang bukti Pasalnya, rata-rata anak ini masih berada di usia rata-rata dua tahun
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Direktur CDC untuk penyakit menular, Dr Jay Butler, Sabtu (7/5). Dia menjelaskan, kebanyakan yang menjadi korban hepatitis akut ini memiliki usia dua tahun, artinya anak-anak ini belum memenuhi syarat.
"Jadi Vaksin Covid-19 ini bukan penyebab hepatitis misterius pada anak," katanya.
Pejabat CDC ini mengatakan setidaknya ada lima anak telah meninggal di antara 109 kasus yang tidak dapat dijelaskan, yang terjadi di 25 negara bagian dan teritori selama tujuh bulan terakhir. Lebih dari setengah kasus yang terdeteksi secara nasional sebagai bagian dari penyelidikan Alabama juga melibatkan infeksi adenovirus yang dikonfirmasi, sambil mencatat bahwa tidak jelas apakah virus tersebut menyebabkan penyakit hati.
"Adenovirus telah terdeteksi di antara beberapa anak, tetapi kami tidak tahu apakah itu penyebab sebenarnya dari penyakit ini," kata Butler.
Lonjakan kasus serupa di antara anak-anak juga telah dilaporkan di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) mengatakan bulan lalu bahwa 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya terdeteksi pada anak-anak di 12 negara, termasuk setidaknya 114 kasus di Inggris pada 3 Mei.
Sementara penyebab umum hepatitis seperti virus hepatitis A hingga E telah disingkirkan, para ahli saat ini sedang menyelidiki kemungkinan hubungan penyakit tersebut dengan infeksi Covid-19.
Hepatitis didefinisikan sebagai peradangan hati. Lebih dari 90 persen anak-anak yang tertular penyakit ini memerlukan rawat inap, dengan 14 persen membutuhkan transplantasi hati.
Menurut CDC, gejala hepatitis dapat meliputi demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, urin berwarna gelap, tinja berwarna terang, nyeri sendi, dan penyakit kuning.
- Afrika Catat 1.200 Kasus Mpox dalam Sepekan, Terbanyak di Kongo
- WHO Tetapkan Wabah Mpox Afrika sebagai Darurat Kesehatan Global
- WHO Desak Evakuasi 9.000 Pasien Gaza ke Luar Negeri