Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencatatkan kondisi perubahan indeks harga konsumen (IHK) di wilayah ini mengalami deflasi 0,01 persen pada Juni 2021.
- Sektor Batu Bara Masih Mendominasi Ekonomi Sumsel, Tantangan Transisi Energi Makin Nyata
- Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,12 Persen, Pemicunya Tiga Komoditas Ini
Baca Juga
“Jika dibandingkan bulan Juni dalam tiga tahun terakhir, Sumsel belum pernah mengalami deflasi,” ungkap Kepala BPS Sumsel, Zulkifli dalam rilis resminya yang disimak secara virtual, Kamis (1/7).
Dia menganalisa, deflasi Sumsel terjadi karena pengaruh Hari Raya Idul Fitri di Mei lalu. Pasalnya, harga-harga komoditas mengalami kenaikan. Tapi ia meyakinkan siklus harga akan kembali turun di bulan berikutnya.
Terkait penyumbang deflasi bulan Juni 2021, Zulkifli menyebutkan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi komoditas penyumbang terbesar yakni sebesar - 0,51 persen.
“Deflasi Sumsel dipengaruhi harga cabai merah yang turun sebesar 15,62 persen, disusul bawang merah yang turun dengan rata-rata harganya 10,89 persen, harga beras yang turun tipis tidak sampai 1 persen, dan ayam ras turun 1,10 persen,” sebutnya.
Adapun tingkat inflasi di Sumsel tercatat di tahun kalender sebesar 0,83 persen dan secara year on year sebesar 1,24 persen. Angka inflasi ini jauh lebih kecil dibandingkan Juni 2020 dan Juni 2019.
Dia menambahkan, Kota Palembang sebagai salah satu kota IHK turut mengalami deflasi 0,01 persen bahkan tercatat yang terendah untuk tahun ini. Kondisi di Palembang sendiri pada bulan Mei lalu sudah mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
- Data BPS: 96,8 Ribu Warga Sumsel Keluar dari Kemiskinan
- Sektor Batu Bara Masih Mendominasi Ekonomi Sumsel, Tantangan Transisi Energi Makin Nyata
- Deflasi Jadi Tantangan, Bank Indonesia Diminta Turun Tangan