Presiden Prancis Emmanuel Macron merombak kabinetnya. Sejumlah menteri menghadapi reshuffle sebagai tanggapan atas kerusuhan yang mengguncang Paris tiga pekan lalu.
- Gerindra sebut Video Prabowo Cengkeram Kerah Bahlil Kampanye Hitam
- JK Dukung Airlangga Hartarto, Adi Prayitno: Upaya untuk Mencari "Teman" Anies Baswedan
- Pengamat Yakin Seluruh Gugatan Pilpres akan Ditolak MK
Baca Juga
Dimuat The National pada Jumat (21/7), perombakan kabinet berdampak bagi sektor domestik, seperti pendidikan, perumahan, dan urusan perkotaan.
Perubahan yang paling menonjol terjadi di kementerian pendidikan, di mana Pap Ndiaye, seorang pakar universitas studi kulit hitam yang telah menjadi sasaran serangan konservatif sayap kanan, digantikan oleh menteri anggaran, Gabriel Attal.
Attal merupakan bintang yang sedang naik daun di antara Macronistas. Ia menjadi anggota kabinet termuda Prancis pada usia 29 tahun ketika bergabung dengan pemerintahan pada 2018.
Macron juga menghidupkan kembali kementerian urusan perkotaan, menunjuk Sabrina Agresti-Roubache, seorang anggota parlemen keturunan Afrika Utara. Walikota Dunkirk dibawa untuk menjalankan pelayanan perumahan.
Sementara itu, Menteri Keuangan Bruno Le Maire, Menteri Luar Negeri Catherine Colonna dan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin semuanya tetap di tempatnya.
Dalam pembicaraan singkat dengan anggota parlemen pada Rabu malam (19/7), Macron mengatakan pemerintah harus menahan diri untuk tidak memaksakan tanggapan spontan terhadap kerusuhan dan melihat apa yang terjadi secara mendalam sebelum menyusun kebijakan baru.
"Kami dalam semangat kesinambungan tetapi jangan berpura-pura seolah-olah tidak ada sesuatu yang mengejutkan negara selama beberapa malam," pungkasnya.
- Ketum PPP: Kami Pilih Tokoh yang Memiliki Survei Tertinggi
- Cik Ujang Pimpin Demokrat Sumsel, Harnojoyo: Sejak Oktober Lalu Kita Sudah Sepakat!
- Demokrat Akui Sudah Ada Komunikasi Sangat Intens dengan Parpol Tertentu