Kota Palembang dalam beberapa hari terakhir diserang kabut asap tipis, terutama saat malam hari. Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel menyebut jika kabut asap tipis tersebut bukan berasal dari kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
- Tahun Ini, Muara Enim Targetkan Zero Kasus Malaria
- Dinilai Timbulkan Kerumunan, Kejuaraan Pencak Silat di JSC Dibubarkan Polisi
- BPN Ogan Ilir Target Satu Tahun Selesaikan Sertifikasi 503 Persil Lahan Milik Pemkab
Baca Juga
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan, kabut ditimbulkan akibat udara panas yang terperangkap di cuaca dingin. Acap kali timbul saat malam hari. “Itu kabut akibat cuaca panas. Jadi bukan berasal dari Karhutla,” kata Ansori saat dibincangi wartawan, Selasa (29/6).
Ansori mengatakan, situasi Karhutla di Sumsel masih terkendali. Ia mengakui, ada beberapa wilayah yang sudah mengalami Karhutla. Seperti di kawasan Kabupaten Ogan Ilir (OI) beberapa waktu lalu. “Tetapi bisa cepat dipadamkan. Tidak sampai meluas,” ujarnya.
Saat ini, jumlah hotspot atau titik panas yang terdeteksi sepanjang 2021 (Januari-Juni), mencapai 548 titik. Meski ada peningkatan di Juni ini, namun jumlahnya masih lebih sedikit jika dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
“Kalau tahun lalu itu sekitar 1.721 hotspot,” ucapnya.
Berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan sudah dilakukan BPBD Sumsel. Beberapa diantaranya dengan menetapkan status siaga lebih awal. Lalu, pengerahan personel ke sejumlah lokasi rawan, pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) serta pengerahan operasional helikopter water bombing.
“Untuk TMC sudah dilakukan sejak 10 Juni lalu. Beberapa daerah rawan Karhutla juga sudah banyak yang diguyur hujan. Sehingga, kondisi lahan saat ini masih tetap basah,” pungkasnya.
- Eksekutor Penyiraman Air Keras Terhadap Aktivis Sumsel Ditembak Polisi
- Perpanjang PPKM, MF Ridho: Jangan Sampai Masyarakat Lapar
- Ditegur Mendagri, Pemprov Sumsel Langsung Bayar Insentif Nakes