Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) SMB II Palembang memprakirakan cuaca saat awal perayaan lebaran Idulfitri 1443 H di Sumsel cenderung mengalami hujan dengan intensitas ringan dibeberapa wilayah.
- Sesar Citarik Diduga Picu Gempa M 4,1 di Bogor, Begini Penjelasan BMKG
- PLN Palembang Tanggapi Cepat Gangguan Listrik Akibat Cuaca Ekstrem
- BMKG Prediksi Kemarau di Sumsel Bertahap Mulai Mei, Masyarakat Diminta Antisipasi Dampak Peralihan Musim
Baca Juga
Kepala Stasiun BMKG SMB II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan bahwa saat ini troposfer yang merupakan lapisan teratas atmosfer secara menyeluruh masih cukup lembab sehingga hal tersebut menyebabkan terbentuknya bahan baku awan-awan hujan.
"saat ini di Samudera Pasifik Ekuator Tengah terpantau suhu permukaan laut mengalami fenomena La Nina Moderat dengan indeks Enso sebesar -1.06 dan akan berangsur netral pada Juni hingga Agustus mendatang. Sedangkan di Indonesia masih hangat dan membuat pasokan uap air masih ada," katanya, Senin (25/4).
Sementara itu, untuk wilayah Sumsel disampaikannya saat ini sedang mengalami aktivitas yang menuju pada awal musim kemarau yang terjadi di bulan Mei, "Kendati demikian hujan masih akan tetap terjadi pada minggu ini hingga pada awal lebaran. Bahkan bencana alam seperti angin kencang dan banjir akan tetap terjadi," ungkapnya.
Potensi hujan yang diperkirakan akan terjadi tersebut yakni pada tanggal 25 dan 26 April 2022 dengan intesitas ringan sampai sedang. Kemudian di tanggal 27 dan 28 April peluang hujan masih ada dengan intesitas rendah hingga menengah.
Selanjutnya di tanggal 29 dan 30 terjadi penurunan intesitas curah hujan. Namun untuk wilayah Barat Sumsel masih terdapat peluang terjadinya hujan dari intesitas ringgah sampai sedang.
"Kita menganalisis dan prediksi faktor pengendali cuaca di Sumsel. Untuk pola angin di bulan Mei ini Monsun Australia sudah mulai aktif. Tetapi angin timuran biasanya kering tetapi saat ini masih ada hujan," paparnya.
Walaupun prediksi Enso terjadi netral, Desindra mengingatkan untuk terus mewaspadai terjadinya titik hostpot kebakaran hutan di Sumsel seperti tahun 2019. Enso sendiri merupakan pergeseran periodik sistem atmosfer Samudra di Pasifik tropis yang berdampak pada cuaca di seluruh dunia.
"Karena pada 2019 itu kondisi Enso netral tetapi cukup banyak hotspot atau kebakaran hutan karena curah hujannya kurang. Sementara tahun 2021 lalu walau musim kemarau, curah hujannya masih terjadi," pungkasnya.
- Presiden Prabowo Tanam Padi Serentak di Sumsel, Dorong Swasembada hingga Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Terungkap di Persidangan, Saksi Ungkap Deliar Marzoeki dan Alex Peras Perusahaan Lewat Surat Kelayakan K3
- Ribuan Jemaah Padati Tabligh Akbar Bersama Ustaz Adi Hidayat di Masjid SMB I Palembang