Bertambah Lagi, Korban Keracunan Asap Genset di Musi Rawas Jadi 3 Orang

POlisi melakukan olah TKP dimana satu keluarga di Musi Rawas keracunan asap mesin genset. (Handout)
POlisi melakukan olah TKP dimana satu keluarga di Musi Rawas keracunan asap mesin genset. (Handout)

Tragedi keracunan asap genset yang menimpa satu keluarga di Desa Muara Kati Baru, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Kabupaten Musi Rawas, bertambah lagi.


Setelah dua korban, Yayan dan anaknya Afika, meninggal dunia pada Kamis, 27 Februari 2025, kini korban bertambah menjadi tiga orang. Istri Yayan, Reni Hartati, yang sebelumnya dirawat dalam kondisi kritis, juga dinyatakan meninggal dunia pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 13.00 WIB.

Kapolres Musi Rawas, AKBP Andi Supriadi, melalui Kapolsek Muara Beliti, AKP Subardi, membenarkan kabar duka tersebut.

“Iya, istrinya meninggal sekitar jam 1 siang tadi,” ungkap Kapolsek.

 Dengan demikian, jumlah korban tewas dalam insiden ini menjadi tiga orang.

Selain itu, dua anak korban, Aditya dan Alfaro, yang turut terpapar asap genset, dilaporkan sudah sadar. Menurut Kapolsek, kondisi Aditya sudah mulai membaik, meskipun masih dalam pemulihan. Sementara itu, Alfaro yang sempat mengalami kelelahan pada awal kejadian, kini dalam keadaan yang stabil dan tidak ada masalah kesehatan serius.

Direktur Rumah Sakit dr. Sobirin Muara Beliti, Sopian Hadi, menjelaskan bahwa kondisi para korban sangat kritis saat pertama kali ditemukan.

Yayan, yang pertama kali ditemukan, sudah meninggal dunia, dan Afika menyusul pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB. Sementara itu, Reni Hartati meninggal dunia pada Jumat siang setelah berjuang untuk bertahan hidup.

"Secara medis, ada kemungkinan bahwa korban sudah terpapar gas beracun dalam waktu yang cukup lama, mengingat adanya tanda-tanda kaku mayat pada korban yang pertama," kata Sopian.

Sopian juga menyampaikan bahwa hampir semua organ vital korban, seperti paru-paru, ginjal, sistem darah, dan jantung, mengalami kerusakan parah akibat paparan asap genset.

Dua anak korban saat ini dirawat intensif di ruang PICU rumah sakit dan telah menunjukkan perkembangan positif meskipun tingkat kesadaran mereka belum sepenuhnya pulih.

“Kami sangat bersyukur karena ada kemajuan, meskipun mereka belum sepenuhnya bisa berinteraksi secara normal,” ujarnya.