Pertemuan para menteri negara partisipan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) for Prosperity yang diinisiasi pemerintah Amerika Serikat (AS) turut dihadiri Indonesia secara virtual, Selasa (20/12).
- Golkar Balik Kanan Dukung Airin-Ade Sumardi
- Pengamat: Jika Kepemimpinan Golkar Direbut Penguasa, Demokrasi Indonesia dalam Bahaya
- Golkar Berikan Dukungan Untuk Pasangan Lucianty dan Syaparuddin di Pilkada Muba
Baca Juga
Dalam pertemuan ini, ada 13 menteri negara partisan, ditambah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Pada pertemuan itu, Sekretaris Perdagangan AS, Gina Raimondo menyampaikan pandangan pemerintah AS terhadap manfaat IPEF bagi negara partisipan.
“Pemerintah AS melihat lima kategori tangible benefit dari skema IPEF," kata Raimondo.
Pertama, komitmen bersama terhadap tiap-tiap pilar IPEF yang berstandar tinggi akan meningkatkan iklim bisnis dan mendorong investasi di setiap negara. Kedua, bantuan teknis dan peningkatan kapasitas yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada negara dan perusahaan di negara-negara anggota IPEF.
Ketiga, lanjut Raimondo, yaitu upaya baru untuk memfasilitasi investasi di bidang infrastruktur dan ekonomi bersih ke kawasan di bawah Pilar III �" Clean Economy. Keempat, proyek inovatif dan percontohan di bawah Pilar II - Supply Chain termasuk kegiatan upskilling.
Kelima, memanfaatkan sektor swasta termasuk dengan menyalurkan investasi khusus ke negara-negara regional IPEF melalui public private partnerships seperti inisiatif upskilling yang diluncurkan pada ministerial meeting IPEF di Los Angeles bulan September lalu.
“Pemerintah AS ingin mendapatkan inisiatif baru berupa pilot project yang konkret untuk mendapatkan incredible benefit bagi seluruh negara partisipan IPEF melalui diskusi ini,” imbuh Raimondo.
Sementara itu, Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas diskusi konstruktif selama pertemuan senior official (SO) di Brisbane Australia, dan menyampaikan keterbukaan terhadap setiap kolaborasi di beberapa pilot projects.
Indonesia, kata Airlangga, telah memiliki pilot projects di sektor energi bersih, seperti proyek Duriangkang Floating Solar Panel Energy di Kepulauan Riau yang berdekatan dengan KEK Batam, dan proyek Hydro-Power Energy di kawasan industri tanah kuning di Kalimantan Utara.
"Semua itu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN),” papar Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyampaikan kesediaan Indonesia untuk memfasilitasi proses negosiasi IPEF.
“Pemerintah Indonesia menawarkan diri menjadi tuan rumah dalam perundingan putaran kedua IPEF tingkat Senior Official di Bali pada Maret 2023,” tutup Airlangga.
- Tarif Impor Trump untuk China Terus Bertambah Jadi 145 Persen
- Harga Emas Spot Tergelincir karena Investor Beralih ke Dolar AS sebagai Aset Safe Haven
- Perang Tarif AS Momentum Kebangkitan Kemandirian Ekonomi