Kurang dari 24 jam, PT Pertamina (Persero) berhasil menangani insiden kebakaran salah satu tangki di area Kilang Cilacap, Jawa Tengah, yang terjadi Sabtu malam (13/11). Kilang Cilacap juga beroperasi secara normal baik saat terjadi insiden maupun pascainsiden
- Kebakaran Kilang Cilacap karena Sambaran Petir, Kapolda Jawa Tengah: Tidak Ada Kelalaian atau Sabotase
- Setahun Tiga Kali Terbakar, Komisi VII Minta Pertamina Lakukan Investigasi Kebakaran Kilang Cilacap
Baca Juga
CEO Subholding Refinery and Petrochemical, Djoko Priyono mengatakan, satu unit tangki di area Kilang Cilacap mengalami insiden pada Sabtu (13/11) sekitar pukul 19.20 WIB. Setelah petugas berjibaku memadamkan kebakaran, api secara keseluruhan dapat dipadamkan pada Minggu (14/11) sekitar pukul 07.45 WIB. Bahkan status darurat juga telah dicabut pada pukul 09.15 WIB.
“Selama terjadi insiden di tangki, seluruh operasional Kilang Cilacap berjalan dengan normal seperti biasanya. Jadi tidak ada terganggu, karena kita bisa melakukan penyekatan di tangki tersebut sehingga semua operasional tetap berjalan seperti biasanya,” ujar Djoko saat memberikan keterangan pada konferensi pers di Gedung Graha Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (14/11).
Djoko menambahkan, selain penanganan dengan penyekatan terhadap tangki yang terbakar dan tangki disekitarnya, juga dilakukan pengendalian fluida di tangki yang terbakar tersebut.
“Selanjutnya, kita lakukan cooling (pendinginan) di seputar tangki yang terbakar dan juga kita lakukan offensive fire fighting ke titik api di tangki tersebut. Dengan offensive fire fighting maka api dapat dikendalikan dan dapat dipadamkan secara total semuanya pada pukul 07.45 tadi pagi,” terangnya.
Djoko menegaskan, tim Pertamina juga melakukan pengendalian pencemaran lingkungan, di antaranya melakukan standby peralatan penanggulangan lolosan minyak dan pemasangan “absorbent” pada parit-parit.
“Kemudian dilakukan patroli vacuum truck di dalam kilang dan juga monitoring oleh kru oil man di sekitar tangki,” ucap Djoko.
Mengenai ketersediaan stok BBM dan LPG akibat insiden tersebut, CEO Subholding Commercial and Trading, Alfian Nasution menegaskan, stok baik nasional maupun lokal terjaga dengan baik.
Untuk stok BBM jenis Premium saat ini berada di posisi 27 hari, Pertamax 15 hari, Pertalite di atas 10 hari, Solar 20 hari, Avtur 35 hari serta Pertamax Turbo 50 hari dan LPG 12,7 hari.
“Dengan demikian kami sampaikan masyarakat tidak perlu khawatir, pendistribusian BBM dan LPG berlangsung seperti biasanya baik di daerah Jawa Tengah maupun sebagian Jawa Barat yang merupakan cover area dari kilang Cilacap,” tegas Alfian.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjamin pasokan BBM dan LPG aman dan tidak terganggu akibat insiden tersebut. Dia berharap tidak ada ada kepanikan di masyarakat terkait insiden itu.
“Jadi mohon tidak ada panic buying karena stok sangat aman. Malah beberapa produk ini di atas standar minimum, jadi ini sudah melebihi standar stoknya,” kata Nicke.
Meski demikian, Nicke menegaskan akan melakukan evaluasi dan investigasi yang menyeluruh terkait insiden di Kilang Cilacap tersebut.
“Evaluasi dan investigasi ini sangat penting dan kita ambil lesson learned-nya,” ujarnya.
Nicke juga mengatakan, penanganan masyarakat menjadi prioritas utama dalam insiden ini. Dia mengatakan, masyarakat di sekitar lokasi kilang sempat dialihkan ke lokasi yang lebih aman, namun semalam semua masyarakat telah kembali ke rumah masing-masing.
“Kami siapkan tim medis jika memang diperlukan. Jadi penanganan masyarakat merupakan prioritas utama Pertamina. Saya ucapkan terima kasih kepada tim Pertamina dan semua pihak baik di daerah maupun pusat. Kami pastikan bahwa pasokan BBM dan juga LPG kepada masyarakat tidak mengalami gangguan dan kilang tetap kami operasikan secara normal,” tukas Nicke.
- Desak Dirut dan Komut Pertamina Dipecat, PPP: Mereka Tak Mampu Beri Solusi
- Kilang Pertamina Kembali Meledak, Nicke dan Ahok Mesti Tanggung Jawab
- Enam Kali Depo Pertamina Terbakar, Dirut Nicke Widyawati Layak Dicopot
