Insiden penembakan mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe merupakan sebuah tragedi yang bisa menimpa siapa saja pejabat di dunia tak terkecuali di Indonesia.
- PKS Klaim Kemenangan di 10 Pilkada Serentak Sumsel
- Sesalkan Sikap KPK di Kasus Sahbirin Noor, DPR: Katanya Berani Jujur Hebat?
- Soal Cetak 3 Juta Lahan Baru, Legislator PKS Usul Petani Milineal Digaji Minimal Rp5 Juta
Baca Juga
Untuk itu, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menganggap Indonesia perlu mengambil pelajaran atas insiden nahas yang menimpa mantan PM Jepang yang diketahui bukan sosok yang kontroversial.
“Pelajaran pengamanan pada pejabat dan mantan pejabat utama, lembaga pimpinan tinggi instansi negara perlu SOP (Standar Operasional Prosedur) diperbaharui,” kata Mardani kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Sabtu (9/6).
Selain itu, Mardani juga menanti-wanti di era informasi yang terbuka ini, membuat setiap orang punya obsesi dan fantasi yang berbahaya.
“Kemampuan personil pengamanan juga perlu ditingkatkan. Terakhir penggunaan teknologi juga perlu dioptimalkan karena tidak perlu banyak personil, tetap (ramping) tapi berdaya tinggi dengan bantuan teknologi,” pungkasnya.
Sebelumnya, mantan PM Jepang, Shinzo Abe ditembak di alun-alun stasiun Kintetsu Yamato-Saidaiji di Nara, Jepang, Jumat (8/7) waktu setempat. Abe sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif.
Namun pada pukul 17.03 waktu setempat, PM terlama di Jepang ini dinyatakan meninggal dunia setelah berjuang dari masa kritisnya. Ia pun meninggal dunia tepat di usia 67 tahun.
- PKS Klaim Kemenangan di 10 Pilkada Serentak Sumsel
- Sesalkan Sikap KPK di Kasus Sahbirin Noor, DPR: Katanya Berani Jujur Hebat?
- Soal Cetak 3 Juta Lahan Baru, Legislator PKS Usul Petani Milineal Digaji Minimal Rp5 Juta