Belajar Bahasa Mandarin Sambil Berwisata

Sejumlah pengunjung Kampung Mandarin tengah menangkap ikan. (ist/rmolsumsel.id)
Sejumlah pengunjung Kampung Mandarin tengah menangkap ikan. (ist/rmolsumsel.id)

Berbagai macam konsep wisata terus dikembangkan para pelaku industri pariwisata. Seperti yang dilakukan warga Desa Sendang Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Di desa tersebut ada lokasi wisata yang dinamai Kampung Mandarin.


Dinamai seperti itu lantaran lokasi wisata tersebut menawarkan konsep belajar Bahasa Mandarin sembari berwisata. Di kampung tersebut, pengunjung tidak hanya menikmati keindahan panorama alam yang indah. Tapi juga, menambah wawasan dalam berbicara bahasa Mandarin.

"Kampung Mandarin ini lokasinya kebanyakan alam, jadi kami ingin mengedukasi belajar bahasa Mandarin tidak hanya di rumah saja, tapi juga bisa belajar di alam yang pasti akan lebih Fun," kata Pendiri Desa Mandarin, Amelia, seperti dikutip dari RMOLJateng.id.

Sebagai tahap awal, warga menggelar edukasi alam kepada anak-anak sekitar dan luar daerah. Dia menggelar kegiatan outdoor sembari belajar bahasa. Lalu, anak-anak juga merasakan budaya minum teh dari China. Dia tidak hanya mengajarkan bahasa tetapi juga budaya.

"Di alam, anak-anak kami beri tugas  memberi makan hewan ternak seperti kambing dan ayam. Aktivitas berikutnya ada menangkap ikan," kata Amelia.

Anak-anak wajib turun ke kolam untuk menangkap ikan langsung di kolam. Kemudian, aktivitas menanam pohon yang kebetulan bertepatan hari pohon sedunia. Amelia bercita-cita mengembangkan wisata edukasi alam di tempatnya. Lalu, menggandeng sekolah-sekolah agar belajar di tempatnya.

"Apalagi pada masa pandemi Covid-19 di mana anak-anak lebih banyak belajar daring, tentu bisa jadi alternatif," ucapnya.

Harapannya, wisata edukasi alam juga bisa meningkatkan perekonomian warga desa.

Salah seorang pengunjung, Risa mendukung pengembangan wisata edukasi alam. Menurutnya, pembelajaran di lapangan bisa mengembanhkan motorik anak. "Dan bisa membuat anak lupa dengan gadgetnya. Saya harap ini dikembangkan terutama oleh pemerintah daerah, agar lebih dikenal," tuturnya.