Batik Palembang Kembali di Hidupkan Melalui Tangan Agus Sari Yadin

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja bersama Pengrajin Batik dan Tanjak Palembang, Agus Sari Yadin saat menunjukkan Batik Palembang/Dudi Oskandar
Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja bersama Pengrajin Batik dan Tanjak Palembang, Agus Sari Yadin saat menunjukkan Batik Palembang/Dudi Oskandar

Keberadaan Batik Palembang sudah lama hilang di Palembang, namun kini tradisi Batik Palembang kembali hidup oleh seorang Pengrajin Batik dan Tanjak Palembang, Agus Sari Yadin yang merupakan warga Talang Betutu Komplek Griya Duta Lestari Palembang  telah  menekuni dunia membatik Palembang pada tahun 2017 lalu dan mendirikan Rumah Batik Palembang


Menurut Agus, ketika ditemui di kediamannya, dia mempelajari membatik saat mengikuti kelas membatik di Balai Besar Batik Indonesia , Yogyakarta tahu  2012- 2014 dan memiliki sertifikat, kemudian pulang ke Palembang dan menerapkan ilmu membatiknya tersebut.

“Kain batik khas Palembang berbeda dari motif batik dari Pulau Jawa yang biasanya ditemui di pasaran. Ciri-ciri kain batik motif khas Palembang adalah berbentuk bintang Palembang, Pucuk Rebung, Motif Kembang dan bunga tabur, titik tujuh, dan titik sembilan,”kata Agus saat menerima kunjungan Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama, Raden Muhammad Fauwaz Diradja di kediamannya, Selasa (1/6).

Turut hadir  Raden Zainal Abidin Rahman Dato’ Pangeran Puspo Kesumo,   R.M.Rasyid Tohir,S.H Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Suryo Febri Irwansyah, Pangeran Jayo Syarif Lukman  ,   Pangeran Suryo Kemas A. R. Panji dan Beby  Johan Saimima

Awalnya Agus mengaku hanya membatik dengan motif ciri khas Palembang, juga menerima pesanan kain batik bagi pegawai di beberapa daerah di Sumsel.

Kemudian setelah mengetahui Tanjak Palembang diresmikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI.

Agus mulai mempelajari Seni Lipat Tanjak bersama Kemas Ari Panji yang merupakan seorang sejarawan Palembang, cara melipat dan motif serta bentuk-bentuk tanjak dengan kain khusus yang berbeda dari kain biasanya.

Berbekal pengetahuan dari sejarawan Kota Palembang tersebut, dia melestarikan kembali batik Palembang untuk dijadikan tanjak dan kain dasar pakaian.

Menurut Agus, biasanya orang mengenal tanjak terbuat dari kain songket. Padahal sebenarnya tanjak dapat dibentuk dari kain dasar batik, dengan kreatifitas beragam motif ciri khas Palembang.

“Iya kita selama ini kenal kalau tanjak itu dari kain songket, tapi kita ingin mengenalkan bahwa tanjak dengan motif batik juga sangat menarik,” katanya.

Agus menjelaskan tanjak yang terbuat dari Batik Palembang ini memiliki motif dengan ciri khas, diantaranya terdapat motif bintang, kembang, titik tujuh dan sembilan.

Motif tersebut berbeda dengan batik khas jawa, dimana motif khas Palembang berdasarkan sejarah Sungai Batang Hari Sembilan dan lambang kota Palembang.

Dia berharap dengan adanya kunjungan ini, dapat menjadi semangat bagi Pengrajin tanjak dan batik di Palembang.