Baru Awal Tahun 2023, GVA Catat Sudah ada 36 Kasus Penembakkan Massal yang Timbulkan Korban Jiwa

Aparat di lokasi kejadian penembakan massal malam Tahun Baru Imlek di Monterey Park, California/Net
Aparat di lokasi kejadian penembakan massal malam Tahun Baru Imlek di Monterey Park, California/Net

Penembakan di malam Tahun Baru Imlek di California mengejutkan banyak pihak, terutama terjadi di wilayah Monterey Park yang dikenal sebagai wilayah komunitas Asia-Amerika yang dinamis dan tentram.


Kasus penembakan memang sering terjadi di Amerika Serikat. Untuk tahun ini saja, yang belum genap sebulan berjalan, Arsip Kekerasan Senjata (GVA), sebuah organisasi nirlaba, dalam laporannya menunjukkan bahwa  setidaknya telah terjadi 36 penembakan massal di Amerika Serikat.

Sebuah angka yang fantastis untuk sebuah catatan kejahatan di awal 2023, yang memicu kekhawatiran apakah berarti akan ada penembakan berikutnya sampai akhir tahun nanti?

Amerika serikat dan kepemilikan senjata begitu familiar. Ini yang akhirnya sering menimbulkan kekerasan senjata. Dikutip dari CNN, banyak orang Amerika memegang hak mereka untuk  memiliki senjata, yang diabadikan dalam Konstitusi AS, sebagai hal yang sah. Di sisi lain, hak itu justru mengancam hak hidup orang lain.

Berikut ini perbandingan budaya senjata di AS dengan negara lain di dunia:

- Amerika Serikat adalah satu-satunya negara di mana senjata sipil melebihi jumlah orang, dengan 120 senjata untuk setiap 100 orang Amerika.

- AS memiliki tingkat pembunuhan senjata api tertinggi di negara maju — sekitar 4 per 100.000 orang. Itu 18 kali tingkat rata-rata di negara maju lainnya.

- AS adalah rumah bagi 4 persen populasi dunia tetapi menyumbang 44 persen kasus bunuh diri global dengan senjata api pada tahun 2019.

- Tidak ada negara maju lain yang melakukan penembakan massal dalam skala atau frekuensi yang sama dengan AS.