Indonesia berpotensi kembali mengalami fase krisis beras. Jika masa tanam pada musim panen hanya menghasilkan beras di bawah 2,5 juta ton, maka Indonesia berpotensi alami krisis beras fase kedua.
- Bantah Ada Makelar Kasus, KPK Tegaskan Ada Bukti Rekaman saat Proses Penangkapan Ade Yasin
- 242 Anggota DPR Izin dari Rapat Paripurna Hari Ini
- Belum Bisa Diungkap, DPR Ngaku Baru Dapat Inisial 4 Perusahaan dan 2 Individual Terlibat TPPU
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang dikutip Selasa (5/3).
"Fase krisis kedua ini tergantung tanam Maret dan April. Masih tanam di atas 1 juta hektar, maka bulan 7 kita tetap masih punya beras di atas 2,5 juta ton," kata Arief.
Indonesia sendiri sebelumnya diklaim telah berhasil melewati krisis beras dengan harga yang melambung tinggi, namun produksi dalam negeri menurun.
Untuk itu, kata Arief pemerintah harus segera bersiap agar ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam kondisi aman.
Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan dengan menyerap hasil panen Maret-April apabila telah melampaui kebutuhan dalam negeri.
"Maka pemerintah sudah bersiap dengan CBP-nya karena Juli hingga akhir tahun, awal tahun menjadi masa pemerintah melakukan intervensi. Caranya dengan panen, serap, panen, serap," pungkasnya.