Banjir Serang Palembang, Waspada Kemunculan Hewan Liar

Kondisi genangan air yang terjadi di Jalan Padang Selasa. (Alwi Alim/rmolsumsel.id) 
Kondisi genangan air yang terjadi di Jalan Padang Selasa. (Alwi Alim/rmolsumsel.id) 

Hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah Kota Palembang. Genangan air setinggi lutut orang dewasa terjadi hampir di seluruh wilayah. Untuk itu, warga diminta waspada terhadap kemunculan hewan liar yang sewaktu-waktu bisa masuk ke pekarangan rumah.


Seperti yang terjadi di kawasan Jalan Padang Selasa Lorong Hibah 1, Bukit Besar Palembang. Warga dihebohkan dengan kemunculan seekor hewan melata masuk ke pekarangan rumah yang tengah mengalami banjir.

Kejadian ini terjadi, Rabu (1/9), sekitar pukul 14.30 WIB. Tanpa diduga seekor biawak ini muncul dari selokan dan masuk ke pekarangan rumah warga. Warga yang melihat, hewan melata ini pun terkejut dan langsung memanggil warga lainnya untuk menangkap hewan tersebut. “Saya terkejut saat buka pintu rumah ada hewan ini di depan,” kata Isma (35) warga setempat.

Isma sempat mengira hewan melata itu merupakan anakan buaya. Namun, setelah dilihat dengan teliti ternyata seekor biawak. Warga yang melihat hewan ini pun sempat berusaha menangkapnya. Namun, warga kesulitan karena kondisi yang sedang banjir akibat derasnya hujan. Hingga, biawak itu pun kabur.

Dia mengaku, kemunculan hewan melata ini bukan kali pertama. Apalagi, saat hujan mengguyur dan banjir. Hampir setiap kali hujan deras di permukimannya selalu mengalami banjir. Tak heran, terkadang ditemukan ular, dan hewan lainnya.

“Memang dulu sempat ada anakan buaya ditemukan di selokan tapi sudah ditangkap warga,”  pungkasnya.

BMKG Sebut Sumsel Alami Sifat Hujan Atas Normal Sepanjang September

Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di Sumsel bakal berakhir. Akibatnya, Sumsel pun bakal diguyur hujan mulai September mendatang.

Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, Wandayantolis mengatakan, prakiraan curah hujan dan sifat hujan September di Sumsel berdasarkan keluaran model dinamis ECMWF versi 01.08.2021. Terjadi dinamika atmosfer pada bulan Agustus. Dimana, aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran, kecuali wilayah Sumatera bagian utara. 

Terdapat pola siklonal di Samudera Hindia barat Sumatera. Pola angin sama dengan normalnya. Sementara itu, kondisi ENSO Netral -0.39 dan diprediksi masih akan berlangsung hingga Desember hingga Februari 2022. Indeks Dipole Mode menunjukkan prasyarat kondisi Dipole Mode Negatif -0.6 dan akan berlangsung setidaknya hingga Januari 2022. 

“Rata-rata anomali suhu muka laut perairan Indonesia menunjukkan kondisi netral hingga hangat dengan kisaran anomali suhu muka laut antara -0.5 sampai +1.0 celsius,” katanya. 

Berdasarkan pertimbangan kondisi dinamika atmosfer. September mendatang di wilayah Sumsel diprediksi mengalami curah hujan menengah 150—300 mm. Curah hujan tinggi 300—500 mm diprediksi terjadi di Musi Rawas Utara bagian barat, Empat Lawang bagian selatan, Lahat bagian selatan, Pagar Alam, sebagian kecil Muara Enim bagian selatan, dan OKU Selatan bagian barat hingga selatan.

“Berdasarkan perkiraan sifat hujan pada September, Sumsel akan mengalami sifat hujan atas normal,” tutupnya.