Banjir di Jalur Lintas Palembang–Jambi Mulai Surut, Lalu Lintas Berangsur Normal

Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Kombes Pol Maesa Seogriwo saat mengatur lalu lintas di Jalan Palembang Jambi yang tergenang banjir/ist
Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Kombes Pol Maesa Seogriwo saat mengatur lalu lintas di Jalan Palembang Jambi yang tergenang banjir/ist

Genangan banjir yang sempat melumpuhkan ruas Jalan Lintas Palembang–Jambi di KM 148, tepatnya di Desa Peninggalan, Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, kini mulai surut.


Ketinggian air yang semula mencapai 80 cm kini berkurang menjadi sekitar 40 hingga 50 cm.

Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel, Kombes Maesa Soegriwo, mengatakan sejak Selasa lalu (8/4/2025), petugas Satlantas Polres Muba telah melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan.

Salah satunya dengan sistem buka-tutup jalur dan memprioritaskan kendaraan besar seperti truk sumbu tiga yang mampu melintasi genangan air.

“Untuk menghindari penumpukan kendaraan, arus lalu lintas dari Jambi menuju Palembang dan sebaliknya dialihkan ke jalur alternatif melalui lintas tengah, yaitu via Sekayu–Musi Rawas–Sarolangun,” kata Maesa, Kamis (10/4/2025).

Hingga Kamis pagi, banjir terpantau mulai surut. Kini kendaraan minibus sudah bisa melintas dengan kecepatan rendah.

“Awalnya hanya satu jalur yang bisa dilalui, kini dua jalur sudah dibuka,” lanjutnya.

Meski begitu, pihak kepolisian tetap mengimbau pengendara untuk mempertimbangkan menggunakan jalur alternatif lintas tengah melalui Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau guna menghindari kemacetan panjang.

“Supaya tidak terjebak macet, sebaiknya pengendara dari Palembang ke Jambi atau sebaliknya menggunakan jalur alternatif,” tambah Maesa.

Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Tungkal Jaya selama tiga hari berturut-turut menyebabkan Sungai Tungkal meluap dan membanjiri jalan lintas timur Palembang–Jambi sepanjang hampir 150 meter.

Air mulai naik sejak Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, dengan ketinggian mencapai 100 cm di titik terdalam. Banjir sempat membuat kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, tidak bisa melintas karena arus cukup deras.

Antrean panjang tak terelakkan, bahkan sempat mencapai hingga KM 451, diperparah oleh sejumlah kendaraan yang saling mendahului.