Ataran Sawah Lecah Paye Kekurangan Pasokan Air, Petani Minta Dibuatkan Embung

Masri sedang membersihkan sawahnya di ataran Lecah Paye desa Tanjung Jati yang sebentar lagi panen/Foto:Noviansyah
Masri sedang membersihkan sawahnya di ataran Lecah Paye desa Tanjung Jati yang sebentar lagi panen/Foto:Noviansyah

Petani di ataran sawah Lecah Paye Desa Tanjung Jati Kecamatan Muara Enim mengeluhkan kurangnya pasokan air di ataran sawah yang mengakibatkan kualitas dan produksi padi menurun.


Salah satu petani di ataran sawah Lecah Paye, Masri mengatakan, dari kurang lebih setengah hektar lahan miliknya kini terasa ada penurunan pendapatan, dirinya mengaku pada masa awal tanam merasa terganggu dengan banyaknya hama keong dan tikus.

Selain itu, kata dia, sumber air kurang karena di kawasan Lecah Paye mengandalkan tadah hujan dan sumur bor, yang menurutnya sumur bor ini belum maksimal dalam mengairi area persawahan.

Setengah hektar sawah miliknya ini, hanya mampu menghasilkan sekitar 35 karung gabah dengan kapasitas 50 kilogram tiap karungnya, berarti capaian panen kurang lebih 2 sampai 3 ton. 

Masri mengaku, semenjak harga pupuk dan bensin naik mereka tidak lagi memanen padi untuk dijual tapi hanya untuk konsumsi sehari-hari, selain itu, kata dia, padi yang ditanam di sawahnya ini jenisnya padi Jalur yang harganya jualnya memang lebih rendah dari yang lain seperti IP 200 dan Surya.

"Jadi untuk tahun isni, kami tidak menanam untuk dijual tapi hanya untuk makanan sehari-hari saja," ujar Masri, Rabu (3/5).

Sementara itu, Manajer UPJA Cahaya Bintang, Agus Tani Pardiansyah mengatakan bahwa total keseluruhan lahan yang ada di ataran Sawah Leca ini ad kurang lebih 132 hektar sementara setiap kali panen rata-rata mampu menghasilkan sekitar 11 ton padi tiap hektarnya.

Padi yang ditanam jenis IP 200 Cakra Buana 08, saat ini ada peningkatan pendapatan setelah tahun 2019 lalu hanya 7 sampai 8 ton per hektarnya, kini bisa mencapai 11 ton.

Peningkatan tersebut dimaksimalkan dengn pasokan air yang cukup, pupuk organik dan kualitas bibit yang unggul, permasalahan sebenarnya karena pihaknya hanya mengandalkan hujan dan sumur bor, yang mana satu sumur bor hanya mampi mengairi sekitar 2 hektar sawah, dengan jumlah sumur bor yang saat ini sekitar 32 sumur bor.

Karena kelangkaan air tersebut, pihaknya hanya mampu melakukan 2 kali tanam, namun kalau jumlah air cukup pihaknya yakin bisa 3 sampai 4 kali panen dalam setahun.

Namun masih terkendala pasokan air, meski sudah memiliki sedikitnya 32 sumur bor di kawasan sawah Lecah Paye desa Tanjung Jati ini, menurutnya itu tidak maksimal dan masih tetap mengalami kekeringan.

"Salah satu solusinya, kami memiliki sebuah kawasan agar bisa dibuatkan yang dinamai tebat atau embung, untuk bisa dimaksimalkan mengairi sawah seperti dahulu kala," tutupnya.