- Pj Sekda Lantik Pejabat Administrasi dan Fungsional Pemkab Muba
- ASN Pemkot Tak Dukung Program Baznas, Ratu Dewa: Serahkan Namanya ke Saya
- ASN WIBAWA PEMERINTAH [Bagian Keempat]
Baca Juga
Para abdi negara ini adalah Warga Negara Indonesia yang berasal dari seluruh lapisan masyarakat, tidak ada pembedaan dalam proses rekrutmen dan tidak ada tindakan diskriminatif dalam pengalokasiannya, karena mereka melamar untuk menjadi Calon ASN (CASN) diawal proses rekrutmen dengan melamar formasi jabatan yang sedang kosong, jabatan tersebut akan dilamar oleh banyak kandidiat dengan proses kompetisi yang cukup panjang dimulai dengan seleksi administrasi dan diiringi setelah itu dengan beberapa test yang cukup fundamental yang bertujuan untuk mendapatkan kandidat yang terbaik.
Saya mendengar cukup banyak isu berseliweran tentang proses panjang tersebut dicederai oleh berita akan tidak transparannya pelakasanaan testing, masih terdengar kabar bila mau lulus test harus “menyogok” hingga ratusan juta rupiah. Tidak sedikit yang tergoda dan bahkan memilih untuk memberi “sogokan” tersebut kepada oknum yang mengaku dapat mengkondisikan kelulusan bagi diri kandidat Calon ASN. Dan saya berulang kali mendengar dari penyelenggara selalu mengatakan bahwa proses seleksi saat ini akan sulit untuk mempraktekan praktek KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme), keyakinan ini bukan tanpa alasan, karena dalam prosesnya Wibawa Pemerintah yang dipertaruhkan, sebab dasar tersebut pembenahan celah-celah praktek KKN diperketat dengan penggunaan sistem yang real time test atau dikenal dengan test CAT (Computer Assisted Test).
Jawaban berlogika ini tidak saya telan mentah-mentah, kemudian saya pernah tanyakan langsung kepada aparat yang bertanggung jawab atas seluruh mekanisme CAT di Badan Kepegawaian Negara, pertanyaan saya sangat simpel saat itu, sederhananya pertanyaannya seperti ini “sistem dibuat oleh manusia, maka bukankah manusia juga yang bisa mengendalikannya bila dibutuhkan?” , maka narasumber sayapun mengakui bahwa “faktor integritas” dari aparat yang saat itu sebagai operator test CAT memang dipertaruhkan untuk tidak bocor atau gembos dari godaan praktik KKN, dan beliaupun yakin bahwa jajarannya dipastikan bersih dari praktek tersebut.
Secara pribadi saya apresiasi dengan munculnya test CAT ini diawal tahun 2013 hingga saat ini masih dipakai hampir menyeluruh disemua seleksi Calon ASN yang diselenggarakan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, meskipun implemetasinya didaerah cukup sulit, karena alat teknologi (komputer/ laptop) yang terbatas saat itu disebagian besar Pemerintah Daerah diluar Pulau Jawa termasuk Pemerintah Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Selatan, apresiasi ini secara pribadi saya sampaikan kepada narasumber saya saat itu yang mengetuai bidang CAT dari BKN RI.
Catatan dari dialog ini kita dapat ambil sebuah benang merah keilmuan dalam proses seleksi Calon Abdi Negara yaitu; integritas aparatur pelaksana seleksi CASN, integritas ini tidak boleh “masuk angin” atau “gembos” ditengah seleksi, dan yang paling penting integritas ini tidak berbentuk secara fisik karena letaknya kongkrit didalam hati yang penjaganya adalah “iman”. Jumlah nilai nominal “sogokan” atau “janji manis” dari praktik KKN bisa merusak kualitas “iman” dari aparat penyelenggara seleksi CASN karena hal tersebut dipastikan selalu muncul disetiap momentum seleksi penerimaan CASN, bila seleksi CASN ini tidak bisa bebas KKN maka tidak bisa dipungkiri kondisi Wibawa Pemerintah dalam kondisi terjebak dalam skenario “The Inviseble Hand“ yang sedang bermain peran. Dia bisa menentukan siapa saja menjadi apa dan apa saja untuk menjadi siapa.
- Gubernur Herman Deru Minta Pembangunan Stasiun Pengendali Banjir di Sungai Buah Dipercepat
- Bupati Ogan Ilir Ajukan Bangubsus Rp55,5 Miliar, Gubernur Sumsel Soroti Infrastruktur Rawa
- Pemprov Sumsel Siapkan Kantor Baru untuk MUI, Target Realisasi Tahun Depan